Sukadana (Antara Kalbar) - Kondisi sekolah di Kabupaten Kayong Utara, terutama antara kecamatan yang terletak di daratan utama dengan kepulauan, banyak yang bertolak belakang.
     Ketika sekolah-sekolah di wilayah daratan di Kabupaten Kayong Utara saat ini tengah mempercantik lingkungan sekolah dengan pagar beton dan taman, sekolah yang berada di Dusun Serutu, Desa Betok Jaya, Kecamatan Kepulauan Karimata, kondisinya memprihatinkan.
    Sekolah yang dibangun di pulau terluar yang berbatasan dengan Laut Jawa ini kondisinya sangat memprihatinkan karena lantai ruang belajar sudah keropos dan lubang disana sini yang membahayakan para pelajar serta gurunya.
    Sekolah Dasar Negeri 04 Perial Kelumpang Desa Betok Jaya ini sudah banyak yang rusak dan membahayakan aktifitas belajar mengajar. Di ruangan belajar itu banyak terdapat lubang akibat papan lantai yang seharusnya menjadi penopang meja, kursi dan menjadi tempat lalu lalang guru serta murid selama kegiatan belajar sudah rusak keropos dan berlubang.
    Dikatakan Hafizin, salah satu guru honor SDN 04 Perial, sekolah itu dibangun semasa Kayong Utara belum menjadi kabupaten otonom dan masih menjadi bagian Kabupaten Ketapang pada tahun 1982.
    Sekolah ini hanya memiliki dua ruangan yakni 1 ruang kelas dan satu ruang guru, namun lambat laun karena bertambahnya jumlah murid dan memerlukan ruangan kelas, maka ruangan guru disulap menjadi ruang kelas.
    Lantai yang terbuat dari papan karena termakan usia dan kualitas kayu yang rendah menjadikan proses pelapukan dan kerusakan semakin cepat terjadi.
    Hafizin menjelaskan bahwa sekolah yang merupakan kelas jauh dari sekolah yang berada di Pulau Kelumpang itu sejatinya sudah menyampaikan usulan untuk dilakukan perbaikan agar aktifitas belajar mengajar tetap berlangsung. Namun hingga saat ini belum ada respon atau tindakan dari pemerintah kabupaten hingga sekolah itu rusak.
    "Sudah pernah disampaikan, namun tidak tahu sampai dimana laporannya," kata Hafizin.
    Selain miris dan memprihatinkan, para pelajar yang jumlahnya tidak lebih dari 9 orang semakin memprihatinkan karena seharusnya sesuai daftar, guru yang mengajar di sekolah itu berjumlah 4 orang dengan 2 guru PNS  dan 2 guru honor saat ini hanya tersisa 1 guru honor saja yakni dirinya.
    Demikian juga kelengkapan prasarana belajar mengajar seperti buku, alat tulis dan sejenisnya sudah tidak tersedia, bahkan seragam untuk pelajar yang seharusnya gratis hingga kini mereka belum menerima.
    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara Dra Hilaria Yusnani menjelaskan bahwa pihaknya terkejut dengan adanya bangunan sekolah yang kondisinya rusak parah, karena dirinya belum mendapat informasi itu dari kepala sekolah tersebut.
    Dirinya mendapat informasi bahwa selama ini sekolahnya baik-baik saja dan dari kunjungan terakhirnya beberapa waktu lalu hanya bangunan rumah dinasnya saja yang rusak bukan bangunan sekolah.
    Dijelaskannya sekolah tersebut sebenarnya sudah pernah ditutup pada tahun 2013 lalu, namun karena adanya permintaan tokoh masyarakat setempat yang menjelaskan banyaknya anak-anak usia sekolah yang memerlukan sekolah maka dibuka kembali.
    Namun dirinya berjanji akan mengistruksikan kepada bawahannya untuk menganggarkan rehab bagi sekolah tersebut. "Saya akan masukan dalam DPA untuk memprioritaskan rehap sekolah," katanya.
    Dirinya juga menyayangkan tidak adanya laporan dari bawahannya sehingga dapat memilih mana-mana pembangunan yang sifatnya urgen dan mana yang dapat dilakukan penundaan.
    "Kalau disampaikan maka tidak ada sekolah yang sampai sedemikian," katanya.
    Hilaria mengakui, jauhnya akses transportasi ke pulau serutu yang merupakan pulau terluar kabupaten, tidak adanya jaringa telekomunikasi  menjadi alasan terbatasnya informasi dari daerah tersebut.

Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015