Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengajak masyarakat Dayak di provinsi tersebut membantu pemerintah menyukseskan program ketahanan pangan melalui Pekan Gawai Dayak XXX tahun 2015.
"Gawai Dayak itu adalah pesta dilakukan setelah masa panen pertanian. Jadi saya mengajak masyarakat Dayak yang ada di Kalbar untuk ikut menyukseskan program ketahanan pangan nasional melalui Gawai Dayak ke-30 ini," kata Cornelis saat membuka Gawai Dayak XXX di Rumah Radakng, Pontianak, Rabu.
Menurutnya, yang harus dilakukan oleh masyarakat Dayak adalah mengubah paradigma yang ada selama ini, dimana masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bertani adalah pekerjaan orang kampung.
Padahal, menurutnya, petani itu merupakan pekerjaan yang mulia. Dengan demikian, para petani akan berlomba-lomba meningkatkan produktivitasnya.
"Untuk itu, peningkatan dan ketersediaan pangan di provinsi ini seharusnya setiap tahun ditingkatkan. Tidak hanya sebatas cukup, tapi harus dimantapkan ketersediaannya mengingat kita berada di daerah perbatasan," tuturnya.
Terkait hal itu, Kalbar harus punya lebih dan ada ketersediaan cadangan pangan.
"Jadi jangan hanya saat gawainya saja yang dilakukan dengan meriah, tetapi pada saat proses penanaman juga harus bisa lebih semangat agar ketika pelaksanaan gawai dilakukan dengan hati yang senang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kalimantan Barat, Angraito mengatakan, cadangan dan ketersediaan pangan di setiap daerah kabupaten dan kota idealnya masing-masing 100 ton beras, dan untuk provinsi minimal 200 ton.
"Selain cadangan pangan dari pemerintah, ketahanan pangan juga bisa didukung dengan cadangan pangan masyarakat yang disimpan, sehingga Kalbar benar-benar aman dan mandiri pangan," katanya.
Perlu di ingat, lanjutnya, bahwa pangan bukan hanya beras, tapi juga ada pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, umbi-umbian lainnya termasuk kribang.
"Ini harus ditingkatkan untuk cadangan pangan kita. Peluang kita untuk kemandirian pangan sangat mungkin, mengingat setiap tahun kita surplus rata-rata 160 ton," tuturnya.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Gawai Dayak itu adalah pesta dilakukan setelah masa panen pertanian. Jadi saya mengajak masyarakat Dayak yang ada di Kalbar untuk ikut menyukseskan program ketahanan pangan nasional melalui Gawai Dayak ke-30 ini," kata Cornelis saat membuka Gawai Dayak XXX di Rumah Radakng, Pontianak, Rabu.
Menurutnya, yang harus dilakukan oleh masyarakat Dayak adalah mengubah paradigma yang ada selama ini, dimana masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bertani adalah pekerjaan orang kampung.
Padahal, menurutnya, petani itu merupakan pekerjaan yang mulia. Dengan demikian, para petani akan berlomba-lomba meningkatkan produktivitasnya.
"Untuk itu, peningkatan dan ketersediaan pangan di provinsi ini seharusnya setiap tahun ditingkatkan. Tidak hanya sebatas cukup, tapi harus dimantapkan ketersediaannya mengingat kita berada di daerah perbatasan," tuturnya.
Terkait hal itu, Kalbar harus punya lebih dan ada ketersediaan cadangan pangan.
"Jadi jangan hanya saat gawainya saja yang dilakukan dengan meriah, tetapi pada saat proses penanaman juga harus bisa lebih semangat agar ketika pelaksanaan gawai dilakukan dengan hati yang senang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kalimantan Barat, Angraito mengatakan, cadangan dan ketersediaan pangan di setiap daerah kabupaten dan kota idealnya masing-masing 100 ton beras, dan untuk provinsi minimal 200 ton.
"Selain cadangan pangan dari pemerintah, ketahanan pangan juga bisa didukung dengan cadangan pangan masyarakat yang disimpan, sehingga Kalbar benar-benar aman dan mandiri pangan," katanya.
Perlu di ingat, lanjutnya, bahwa pangan bukan hanya beras, tapi juga ada pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, umbi-umbian lainnya termasuk kribang.
"Ini harus ditingkatkan untuk cadangan pangan kita. Peluang kita untuk kemandirian pangan sangat mungkin, mengingat setiap tahun kita surplus rata-rata 160 ton," tuturnya.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015