Sanggau (Antara Kalbar) - Sistem angkut yang tidak tepat untuk buah kelapa sawit dapat memicu kerusakan jalan di Provinsi Kalimantan Barat.

Misalnya mengangkut buah sawit menggunakan kendaraan bak terbuka yang tidak ditutup terpal atau jaring.
Buah sawit yang terlepas dari tandannya, saat jatuh ke aspal dan dilindas kendaraan lain, akan mengeluarkan minyak, bijinya bakal merusak jalan. Sehingga menimbulkan lubang-lubang kecil yang kalau dibiarkan bakal menjadi besar.

Selain itu, juga dapat membahayakan pengguna kendaraan lainnya serta mengancam keselamatan pengendara.
Terkait hal itu, tidak mengherankan Gubernur Kalbar Cornelis mengusulkan agar pengusaha angkutan buah kelapa sawit, agar truk-truknya dilengkapi dengan jaring pengaman. 
 
Cornelis juga mengancam, jika pengusaha angkutan tak mematuhi itu, maka kepolisian diminta untuk menilang sopir kendaraan tersebut. Tindakan tegas harus diambil karena hal tersebut dapat mengancam keselamatan pengendara lainnya. 

"Kalau bandel, kita minta pak polisi yang menilang mereka. Bagaimana pun, angkutan sawit tak pakai jaring itu bisa membahayakan orang lain," tuturnya.

Selain menyoroti pengangkutan sawit yang tidak berpengaman, orang nomor satu di Bumi Khatulistiwa itu juga menyikapi kemampuan tonase jalan negara. 

Cornelis juga tidak ingin lagi mendengar ada jasa angkutan ekspedisi dengan kapasitas melebihi tonase jalan.
Menyikapi hal ini, ia mengharapkan jembatan timbang yang ada dan fungsinya mengawasi itu supaya jangan hanya sekedar ada tetapi harus bekerja secara benar. 

"Kalau muatannya melebihi, tolong diturunkan, jangan hanya dilihat jak barang tu. Kan jelas aturannya," pungkasnya.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Catur Ujianto


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015