Sanggau (Antara Kalbar) - Sebanyak 52 hot spot terdeteksi satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) di Kabupaten Sanggau sejak Januari hingga awal Agustus.     
    "Cukup tinggi, mulai Januari hingga awal Agustus ini, ada 52 titik api berdasarkan pantauan satelit NOAA," ujar Kepala Bidang Pemanfaatan dan Perlindungan Hutan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sanggau, Abdul Haris.
    Ditambahkan Haris, titik api terbanyak di wilayah Kecamatan Tayan Hilir dan Toba masing-masing sebanyak 10 titik. Sedangkan sisanya, terbagi di 13 kecamatan lain, hanya saja belum ada yang terpantau titik api ini berada di wilayah konsesi perusahaan.
    Kuat dugaan, titik api yang terpantau ini, karena warga membuka lahan untuk membuat ladang. "Ada dugaan ini, karena warga membuka lahan untuk ladang. Pantauan inikan berdasarkan satelit, bukan kita mengira-ngira," ungkapnya.
    Ditambahkan, sudah dipastikan titik api ini memberikan kontribusi munculnya kabut asap di wilayah Kabupaten Sanggau dan umumnya di Kalimantan Barat. "Adanya titik api ini, jelas akan menimbulkan kabut asap juga," imbuhnya.
    Mencermati kondisi ini, Haris mengimbau supaya masyarakat tidak latah dalam hal pembakaran lahan dan hendaknya menghindarinya. "Ya, untuk meminimalisir ini, mestinya jika membakar lahan bergiliran. Jadi jangan serentak, kalau secara bersamaan jelas akan mengakibatkan kabut asap," paparnya.
    Tingginya jumlah titik api ini, sudah ditindaklanjuti instansi terkait dengan membuat surat edaran ke kecamatan-kecamatan karena untuk penanganannya memerlukan kerja sama yang baik antarinstansi terkait.

Pewarta: M Khusyairi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015