Pontianak (Antara Kalbar) - Lantamal XII Pontianak, Rabu, membagikan masker gratis kepada para nelayan yang akan turun melaut di Pelabuhan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, dampak semakin tebalnya kabut asap akibat terbakarnya hutan dan lahan di Kalbar.

"Pembagian masker ini, sebagai bentuk kepedulian kami kepada para nelayan yang sangat rentan karena kabut asap saat turun ke laut," kata Asisten Operasi Lantamal XII Pontianak Kolonel Laut (Pelaut) Bambang Sugiarto saat memimpin langsung pembagian masker pada nelayan di Kakap.

Ia menjelaskan, pembagian masker kepada nelayan itu, dilakukan sekitar pukul 04.00 WIB atau pagi hari, dengan pertimbangan pada jam-jam tersebut, para nelayan mulai turun ke laut.

"Pembagian masker gratis ini, sebagai bentuk kepedulian Lantamal XII kepada nelayan yang akan turun ke laut dalam mencari rezeki atau mencari ikan, demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari," ujar Bambang.

Selain itu, anggota Lantamal XII Pontianak juga membagikan masker kepada masyarakat yang mengendarai kendaraan roda dua yang melewati Jalan Komodor Yos Sudarso, Pontianak Barat.

Bambang mengimbau kepada masyarakat dan nelayan agar menggunakan masker ketika melakukan aktivitas mereka sehari-hari, agar terhindar dari menghirup langsung udara yang sudah masuk kategori berbahaya karena tercemar kabur asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Dalam kesempatan itu, Bambang berharap kepada masyarakat Kalbar umumnya untuk tidak membakar lahan, dan membakar apapun yang bisa berdampak semakin tebalnya kabut asap.

Sementara itu, sejumlah nelayan di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalbar mengakui kesulitan untuk turun ke laut, karena dampak dari semakin tebalnya kabut asap.

"Kami tidak berani melaut jauh ke tengah laut, karena jarak pandang yang sangat pendek akibat kabut asap, sehingga bisa berbahaya bagi keselamatan," kata Jakfar salah seorang nelayan Sukadana.

Ia menjelaskan, akibat semakin tebalnya kabut asap tersebut, pihaknya hanya berani turun kelaut hanya di pinggir-pinggir laut saja, sehingga hasil tangkapan juga jauh berkurang.

"Kalau kami paksakan turun melaut hingga jauh ke tengah, kami khawatir tidak dapat panduan untuk ke daratan karena terbatasnya pandangan mata. Akibatnya, para nelayan hanya bisa menangkap ikan dalam jumlah terbatas dan ikan yang ditangkap juga harganya murah dibanding apabila turun ke laut musim cuaca normal," kata Jakfar.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015