Sukadana (Antara Kalbar) - Sebanyak 125 kepala keluarga (KK) warga Bali, saat ini bisa hidup rukun dan damai di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, serta tetap mempertahankan warisan budaya leluhurnya,

"Meskipun hidup jauh di rantau orang, tetap mampu mempertahankan budaya leluhur," kata Liang Banjar Adat atau Temenggung Desa setempat, Ketut Sukawan saat ditemui di Desa Sedahan, Sabtu.

"Untuk mempertahankan budaya Bali, kami terus melatih anak-anak kami berbagai adat dan kebudayaan Bali sehingga generasi penerus kami tetap mengenal adat dan istiadat leluhurnya," katanya.

Ketut menjelaskan, warga Bali awalnya hingga bisa sampai di Desa Sedahan Jaya, karena mengungsi ketika Gunung Agung meletus tahun 1963. Semula sekitar 38 KK hingga kini berkembang menjadi 120 KK, yang kini hidup berdampingan dengan warga sekitar.

"Setelah mengungsi dari Bali hingga di desa ini, kami baru bisa membangun 11 tahun kemudian, atau tahun 1977, karena kami kesini tanpa membawa apa-apa, ketika datang kami banyak dibantu oleh masyarakat sekitar sehingga kami menjadi betah dan berkembang hingga saat ini," ungkap Ketut.

Karena, warga setempat yang ramah, toleransi dan ditambah tanahnya juga cocok untuk bertani, sehingga warga Bali kini sudah menjadi Perkampungan Bali.

"Dan kami ketika mau turun menanam padi sembahyang dulu, untuk memohon berkah agar tanaman padi kami tumbuh subur, dan ketika mau panen juga sembahyang," ungkap Ketut.

Kini Perkampungan Bali juga sudah memiliki Pura Giriamerthabuwana yang baru mampu dibangun tahun 1977 atau setelah 11 tahun setelah berada di Desa Sedahan Jaya.

"Sehingga kini sudah termasuk generasi kedua yang tingggal di Desa Sedahan Jaya, dan ada juga warga kami yang kawin dengan masyarakat sekitar," kata Ketut yang merupakan generasi ketiga sebagai Liang Banjar.

Kini, meskipun hidup merantau tetapi adat dan budaya Bali tetap dipertahankan, malah pihaknua mendatangkan pelatih tari dari Bali untuk mengajarkan tari kepada anak-anaknya. "Dan kami juga mendapat perhatian dari Pemkab Kayong Utara, serta mendapat bantuan peralatan Gamelan bantuan bapak Oesman Sapta Oedang, yang kini menjabat Wakil Ketua MPR RI," ujarnya.

Setiap Tahun Baru Saka warga Bali di Desa Sedahan Jaya juga melakukan Nyepi dengan dipasangnya janur di sekitar pura, sementara masyarakat juga ikut menghiasi sekitar rumah mereka dengan ornamen yang terbuat dari daun kelapa yang masih muda terlihat warna kuning dan lain sebagainya.

Kampung Bali di Sedahan Jaya merupakan salah satu keberagaman yang ada di tanah Kayong, khususnya masyarakat yang hidup berdampingan dengan beberapa etnis seperti Melayu, Tionghoa, dan Dayak, kini hidup berdampingan dengan damai.

Sementara itu, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid menyatakan, kalau orang Kalbar belum pernah ke Bali silakan berkunjung ke Kayong Utara untuk melihat bagaimana warga Kampung Bali bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lokal.

"Sehingga itu menjadi kekayaan kami, dengan hidup berdampingan dengan orang Bali yang rukun, damai dalam membangun Kayong Utara, termasuk bersama-sama untuk mengembangkan sektor pariwisata Kayong Utara," kata Hildi.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015