Jakarta, (Antara Kalbar) - Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyampaikan duka cita dan belasungkawa kepada keluarga korban ledakan di area Sultanahmet di Kompleks Hagia Sophia, Istanbul, Turki, sesuai informasi dari Kemlu RI, di Jakarta, Rabu.
Insiden ledakan di jantung wisata Istanbul itu terjadi pada 12 Januari 2016 pukul 10.20 waktu setempat. Dentuman keras mengguncang kawasan Sultanahmet yang merupakan pusat wisata terbesar dan lokasi bangunan-bangunan bersejarah Istanbul yang dikunjungi puluhan ribu wisatawan setiap hari.
Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Luar (Kemlu) Negeri yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu, ledakan tersebut telah menyebabkan 11 korban jiwa dan 15 orang luka-luka.
Hingga keterangan tertulis ini diturunkan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul saat ini belum mendapatkan laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban insiden tersebut.
KJRI akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki dan menghimbau WNI yang berada di Turki untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target.
Sedangkan WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi.
"Belum ada informasi apakah ada WNI yang menjadi korban pada peristiwa itu," tutur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu.
Di wilayah kerja KJRI Istanbul terdapat 708 WNI yang terdaftar, 310 orang di antaranya merupakan pelajar.
Sementara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan serangan di jantung wisata Istanbul dilakukan oleh pengebom bunuh diri asal Suriah dan beberapa korban tewas merupakan warga asing.
Ia mengecam keras serangan teror tersebut namun tidak menyebutkan secara rinci warga asing yang menjadi korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Insiden ledakan di jantung wisata Istanbul itu terjadi pada 12 Januari 2016 pukul 10.20 waktu setempat. Dentuman keras mengguncang kawasan Sultanahmet yang merupakan pusat wisata terbesar dan lokasi bangunan-bangunan bersejarah Istanbul yang dikunjungi puluhan ribu wisatawan setiap hari.
Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Luar (Kemlu) Negeri yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu, ledakan tersebut telah menyebabkan 11 korban jiwa dan 15 orang luka-luka.
Hingga keterangan tertulis ini diturunkan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul saat ini belum mendapatkan laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban insiden tersebut.
KJRI akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki dan menghimbau WNI yang berada di Turki untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target.
Sedangkan WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi.
"Belum ada informasi apakah ada WNI yang menjadi korban pada peristiwa itu," tutur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu.
Di wilayah kerja KJRI Istanbul terdapat 708 WNI yang terdaftar, 310 orang di antaranya merupakan pelajar.
Sementara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan serangan di jantung wisata Istanbul dilakukan oleh pengebom bunuh diri asal Suriah dan beberapa korban tewas merupakan warga asing.
Ia mengecam keras serangan teror tersebut namun tidak menyebutkan secara rinci warga asing yang menjadi korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016