Mataram (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan menyoroti puing granit monumen peringatan atas gugurnya para tentara Belanda dalam perang Lombok 1894 yang ditemukan saat pemugaran Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuturkan pihaknya nanti bisa mengirim tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan untuk membantu Pemerintah Provinsi NTB melihat, meneliti, mengkaji, serta merawat puing-puing monumen tersebut.
"Kalau tidak salah itu bagian dari monumen zaman Belanda. Saya kira bisa kita kaji supaya kita tahu ceritanya lebih utuh," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Berdasarkan data Museum NTB, kawasan Kantor Gubernur NTB saat ini merupakan kebun raja atau alun-alun dengan taman yang luas dan dikelilingi pohon bambu.
Monumen yang dibuat untuk mengenang tentara Belanda yang gugur dalam perang Lombok itu menghabiskan biaya pembuatan hingga mencapai 7.000 gulden.
Tugu tersebut dibawa ke Lombok menggunakan kapal SS Prins Hendrik dan diresmikan sekitar tahun 1901 sampai 1902. Monumen itu memiliki tiga bagian, yakni alas terdiri atas tiga anak tangga berukuran satu meter.
Pada bagian atas terdapat bagian berbentuk kubus terbuat dari granit berwarna merah tua dan ada tulisan berbahasa Belanda yang memiliki arti "Penghormatan kepada yang gugur pada pertempuran di Lombok 1894" lengkap dengan nama-nama tentara Belanda yang gugur dalam peristiwa tersebut.
Bagian atas menjulang tiang setinggi empat meter berbahan batu granit berwarna abu-abu dengan hiasan karangan bunga dan di puncaknya terdapat simbol salib yang terbuat dari perunggu.
Pada tahun 1976 saat masa kepemimpinan Gubernur NTB Warsita Kusuma, monumen itu dihancurkan lantaran kebun raja diubah menjadi Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat.