Pontianak (Antara Kalbar) - Panitia Cap Go Meh Kota Singkawang menargetkan tercatat di Museum Rekor Indonesia melalui pembuatan lampion raksasa.
"Selain untuk mengejar rekor, lampion raksasa itu kita buat juga sebagai upaya untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara," kata Koordinator Lapangan Stadiun Kridasana Singkawang, Apin Sudirman di Singkawang, Selasa.
Dia menjelaskan, lampion raksasa yang akan dibuat itu berukuran 8 x 8 meter. Sedangkan tingginya 11 meter.
Lampion raksasa ini nantinya akan berayun-ayun di atas tempat yang telah disiapkan. Ketinggian dari tanah, ada sekitar 2 meter sampai 2,5 meter.
Apin menargetkan, pembuatan Lampion Raksasa ini selesai pada 5 Februari 2016. "Sedangkan untuk Taman Sun Go Khung, saat ini sudah hampir selesai dan juga ditargetkan tanggal 5 Februari selesai," tuturnya.
Dalam pengerjaan Lampion Raksasa itu, pihaknya harus menurunkan sebanyak 10 orang pekerja. Biaya yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung.
"Butuh Rp50 jutaan hanya untuk lampion raksasa saja. Nanti, di sekitar lampion ini juga akan kita pagar," katanya.
Sementara bahan yang digunakan, hanyalah besi dan kain merah sepanjang 250 meter. Dimana menurutnya, pekerja harus lembur untuk mengerjakannya.
Dia menambahkan, setelah selesai dikerjakan, lampion raksasa itu akan dipasangi lampu 100 watt. "Supaya suasananya hidup, akan dibantu dua buah lampu tembak, satu di bawah, dan satu di atas pentas," kata Apin.
Dia menyebutkan, munculnya ide untuk membuat lampion raksasa itu, dikarenakan maraknya isu yang beredar, jika Singkawang ada lampion besar.
"Supaya pengunjung tidak kecewa, akhirnya panitia berupaya untuk membuat lampion raksasa," katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Sumberanto Tjitra mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk menjadikan perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh 2016 sebagai rekor MURI.
"Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan pihak MURI, terkait apa-apa saja yang akan disiapkan untuk penilaiannya nanti," katanya.
Guna mengejar target itu, pihaknya juga akan menyajikan yang terbaik dari tahun sebelumnya, terutama pada pagelaran seni budaya di lapangan Stadiun Kridasana. "Kita akan menyajikan yang terbaik dari tahun-tahun kemarin," katanya.
Menurutnya, hal itu juga merupakan sebuah surprise bagi masyarakat terutama yang berasal dari luar Singkawang. Sehingga ada rasa kepuasan bagi tamu-tamu yang berkunjung dalam menyaksikan pagelaran tersebut.
Terlebih, lanjutnya, perayaan Imlek dan Cap Go Meh merupakan ajang untuk mempersatukan seluruh etnis dan budaya yang ada di Singkawang.
Untuk itulah, dia mengajak semua masyarakat di kota itu untuk menjadikan Singkawang yang hebat, karena banyak di kunjungi wisatawan maupun mancanegara.
"Mari kita perkenalkan Singkawang kepada dunia internasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Selain untuk mengejar rekor, lampion raksasa itu kita buat juga sebagai upaya untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara," kata Koordinator Lapangan Stadiun Kridasana Singkawang, Apin Sudirman di Singkawang, Selasa.
Dia menjelaskan, lampion raksasa yang akan dibuat itu berukuran 8 x 8 meter. Sedangkan tingginya 11 meter.
Lampion raksasa ini nantinya akan berayun-ayun di atas tempat yang telah disiapkan. Ketinggian dari tanah, ada sekitar 2 meter sampai 2,5 meter.
Apin menargetkan, pembuatan Lampion Raksasa ini selesai pada 5 Februari 2016. "Sedangkan untuk Taman Sun Go Khung, saat ini sudah hampir selesai dan juga ditargetkan tanggal 5 Februari selesai," tuturnya.
Dalam pengerjaan Lampion Raksasa itu, pihaknya harus menurunkan sebanyak 10 orang pekerja. Biaya yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung.
"Butuh Rp50 jutaan hanya untuk lampion raksasa saja. Nanti, di sekitar lampion ini juga akan kita pagar," katanya.
Sementara bahan yang digunakan, hanyalah besi dan kain merah sepanjang 250 meter. Dimana menurutnya, pekerja harus lembur untuk mengerjakannya.
Dia menambahkan, setelah selesai dikerjakan, lampion raksasa itu akan dipasangi lampu 100 watt. "Supaya suasananya hidup, akan dibantu dua buah lampu tembak, satu di bawah, dan satu di atas pentas," kata Apin.
Dia menyebutkan, munculnya ide untuk membuat lampion raksasa itu, dikarenakan maraknya isu yang beredar, jika Singkawang ada lampion besar.
"Supaya pengunjung tidak kecewa, akhirnya panitia berupaya untuk membuat lampion raksasa," katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Sumberanto Tjitra mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk menjadikan perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh 2016 sebagai rekor MURI.
"Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan pihak MURI, terkait apa-apa saja yang akan disiapkan untuk penilaiannya nanti," katanya.
Guna mengejar target itu, pihaknya juga akan menyajikan yang terbaik dari tahun sebelumnya, terutama pada pagelaran seni budaya di lapangan Stadiun Kridasana. "Kita akan menyajikan yang terbaik dari tahun-tahun kemarin," katanya.
Menurutnya, hal itu juga merupakan sebuah surprise bagi masyarakat terutama yang berasal dari luar Singkawang. Sehingga ada rasa kepuasan bagi tamu-tamu yang berkunjung dalam menyaksikan pagelaran tersebut.
Terlebih, lanjutnya, perayaan Imlek dan Cap Go Meh merupakan ajang untuk mempersatukan seluruh etnis dan budaya yang ada di Singkawang.
Untuk itulah, dia mengajak semua masyarakat di kota itu untuk menjadikan Singkawang yang hebat, karena banyak di kunjungi wisatawan maupun mancanegara.
"Mari kita perkenalkan Singkawang kepada dunia internasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016