Pontianak (Antara Kalbar) - Jumlah tatung yang tampil pada Festival Cap Go Meh tahun ini diperkirakan akan berkurang, kata tatung dari perkumpulan Datuk Chau Liu Nyian Shai Singkawang, Ajung.
    "Saya prediksikan, tatung yang tampil pada tahun ini akan semakin berkurang," katanya di Singkawang, Rabu.
    Hal itu dikarenakan, dana santunan sebesar Rp1 juta dari panitia tidak mencukupi untuk kebutuhan tatung. "Dana santunan sebesar Rp1 juta tidak ada apa-apanya. Untuk beli nasi sama peralatan seperti lilin, gaharu dan lain-lain saja sudah hampir Rp1 juta. Belum lagi upah untuk tukang pikul," ujarnya.
    Menurutnya, untuk menurunkan satu tandu saja memerlukan biaya sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta. "Kalau cuma Rp1 juta dari panitia, tentu sangat kurang sekali," ujarnya.
    Dia berharap, ada perhatian dari panitia Cap Go Meh Singkawang terhadap dana santunan yang akan diberikan kepada para tatung yang bakal tampil pada perhelatan tersebut.
    Terlebih, buku Paramita yang diberikan panitia untuk mencari sumbangan belum dapat menutupi kekurangan yang diperlukan para tatung.
    "Kalau panitia tidak bisa, apa boleh buat. Mencari sumbangan masih tetap dijalankan. Bahkan sampai dengan hari ini pun anak-anak masih mencari sumbangan," jelasnya.
    Kemudian, lanjutnya, kemarin banyak tukang pikul yang mulai mendatanginya. Dikarenakan dana yang diperlukan belum mencukupi, sehingga dirinya tidak berani memastikan untuk mengambil tukang-tukang pikul tersebut.
    "Kalau saya pastikan, siapa yang mau bayar? Karena tukang pikul itu tidak bisa hutang," jelasnya.
    Seperti tahun lalu, pihaknya menurunkan sebanyak 12 tandu. "Karena dananya belum mencukupi, mungkin hanya satu tandu yang turun tahun ini," ujarnya.
    Meski banyak yang tidak turun pada Festival Cap Go Meh kelak, tradisi "tolak bala" akan tetap dijalankan pada H-1 puncak perayaan tersebut.
    "Tolak bala akan tetap dilakukan, meskipun banyak tatung yang tidak turun pada puncak perayaan itu," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016