Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, akan segera memindahkan 648 pedagang kaki lima dari Pasar Beringin ke Pasar Ali Anyang yang saat ini sedang direvitalisasi.

    "Dengan dibangunnya komplek Pasar Alianyang itu, kita nantinya akan memindahkan sebanyak 648 PKL dari Pasar Beringin yang belum memiliki tempat. Sehingga Pemkot Singkawang memberikan tempat yang representatif yang sesuai dengan standar SNI," kata Kabid Perdagangan Dinas Perindagkop dan UKM Kota Singkawang, Awang Herman di Singkawang, Jumat.

    Dia menjelaskan, untuk memaksimalkan keberadaan Pasar Ali Anyang itu, nantinya Bank Indonesia juga berencana memberikan bantuan "videotron" supaya masyarakat mengetahui harga-harga barang kebutuhan pokok.

    Dalam pembangunan, kata Awang, pihaknya melibatkan lintas sektoral. "Seperti pembangunan IPAL kita melibatkan BLH, pembangunan jalannya kita melibatkan Dinas Bina Marga, dan air bersih untuk pasar ikan kita melibatkan DKP," ungkapnya.

    Kedepan, pihaknya pun akan melibatkan Dinas Kebersihan untuk pembangunan TPS dan taman. "Untuk menunjang sektor jasa dan perdagangan, maka kondisi pasar termasuk yang harus dibenahi. Saat ini, tengah dilakukan revitalisasi Pasar Alianyang dengan realisasi 40 persen dari masterplan," katanya.

     Dia mengatakan, sampai sejauh ini, yang sudah dibangun 95 kios dan 56 los dan ditargetkan, sampai akhir tahun nanti semuanya bisa dirampungkan.

    "Insya Allah, awal tahun depan sudah bisa dioperasikan oleh PKL yang ada di Pasar Beringin dan Alianyang Singkawang," tuturnya.

    Awang menjelaskan, untuk sumber pendanaan dari pasar tersebut, melalui APBN (Tugas Perbantuan) sebesar Rp6 miliar. Kemudian ada pula Dana Alokasi Khusus APBD Kota Singkawang sebesar Rp1,499 miliar.

    Sementara itu, Kepala Bidang Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM Kota Singkawang Deni Nirwansyah mengatakan, jika Kementerian Koperasi dan UKM RI memberikan bantuan sebesar Rp900 juta untuk pembangunan komplek Pasar Alianyang. Menurutnya, dana ini merupakan dana Bansos yang dikelola oleh koperasi.

    Sedangkan untuk pembangunan Pasar Naram, pihaknya masih menunggu dana SK Menteri dan menunggu pemecahan DIPA.

    "Jadi kita masih menunggu pemecahan TP itu, barulah kita operasionalkan. Kalau untuk besarannya, kita sudah tahu, yakni Rp950 juta. Cuma dana itu nanti kan dibagi-bagi, berapa persen untuk perencanaannya, pengelolaan, dan sebagainya," jelasnya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016