Ngabang (Antara Kalbar) – Pemerintah Kabupaten Landak tegaskan komitmenya dalam melayani masyarakat dengan di bidang kesehatan termasuk salah satunya peningkatan pangan dan gizi.
   
"Sebagai pemerintah daerah, Pemkab Landak berkomitmen tinggi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga diharapkan penduduk Landak sehat. Banyak cara dan bentuk pelayanan yang kita lakukan," ungkap Plt. Sekda Landak Asuardi Daris usai menerima tim Konsorsium Yayasan Dian Tama (PKBI-PPSW) dalam program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi stunting.
   
Asuardi Daris mengaku menyambut baik kehadiran Millennium Challenge Account (MCA) Indonesia dan IMA World Health melalui program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi stunting di Kabupaten Landak ini.
   
"Kalau anak sehat segalanya bisa berjalan dengan baik, fisik sehat, cerdas otaknya dan meningkatnya intelektualitas.  Kalau semua sehat maka bisa membantu dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, daerahnya dan bangsa Indonesia," ujarnya.
  
Asuardi Daris mengaku memang banyak tantangan dalam mengubah pola pikir masyarakat dari hidup dengan menerapkan budaya atau kebuayaan. Sehingga harus bersabar bertahan karena dengan program pemerintah yang sudah di danani dan harus berkelanjutan.
   
"Memang berat untuk menghadapi budaya kebiasaan buruk masyarakat, miasal buang air besar sembaranganm makan tidka teratur asal kenyang. Nah, semua itu harus diubah," tegasnya.
   
Seperti diketahui,  Millennium Challenge Account (MCA) Indonesia dan IMA World Health melalui program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi stanting, menggelar pertemuan pembuatan rencana aksi daerah untuk pangan dan gizi serta peraturan bupati sebagai payung hukum di Kabupaten Landak.
   
Di Indonesia, hampir 9 juta atau sepertiga balita mengalami stunting. Di Asia Tenggara, hanya negara-negara seperti Kamboja, Laos dan Timor Leste memiliki angka stunting lebih tinggi dari Indonesia.

Pewarta: Kundori

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016