Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat, Abdul Manaf mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu kiriman vaksin rabies dari pemerintah pusat, yang masih dalam kondisi kekosongan.

"Saat ini hanya sarana seperti vaksin untuk manusia yang dibutuhkan saat ini dalam keadaan kosong. Kekosongan ini terjadi karena di pusat sedang proses pelelangan," kata Manaf di Pontianak, Jumat.

Dia mengatakan, tahun ini bantuan vaksin yang diberikan untuk Kalbar sebanyak 2.500 dosis, dimana untuk satu orang harus mendapat empat kali vaksin. Jika dibagi, maka ada 625 vaksin yang akan disalurkan ke provinsi ini.

"Saat ini, jumlah penderita rabies di provinsi ini tercatat 1.319 orang dan dari jumlah itu sekitar 1.200 lebih penderita sudah divaksin anti rabies. Sedangkan untuk korban meninggal dunia, bertambah tiga orang, dari sebelumnya 18 orang, saat ini terdata berjumlah 22 orang," tuturnya.

Untuk persebaran paling banyak yakni Kabupaten Melawi dan Ketapang, dimana untuk Melawi persebarannya di 11 Kecamatan. Sedangkan kasus gigitan terakhir yang sedang diuji yakni di daerah Senakin.

"Makanya kami berharap dengan ada pengiriman 250 vaksin untuk manusia bisa mengatasi korban yang terkena gigitan," tuturnya.

Sedangkan kebutuhan vaksin hewan Manaf menyebutkan stock yang tersedia cukup banyak, tercatat ada 39.400 vaksin. Sedangkan jumlah hewan yang sudah diberikan vaksin sekitar 14.408 hewan.

Namun keterbatasan stok vaksin untuk manusia itu membuat dia khawatir kasus ini tidak terkendali.

"Jika tidak terkendali, maka kami akan mengambil langkah. Termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota harus menyediakan anggaran untuk VARnya," kata dia.

Di tingkat pusat sendiri, sambung Manaf, pemerintah pusat mengadakan 62.500 dosis vaksin untuk seluruh Indonesia. Pengadaan itu termasuk diperuntukkan bagi daerah yang memang penyebaran kasusnya tinggi.

Dalam kasus ini, Manaf berharap mahasiswa bisa ikut terlibat. Dia menilai mahasiswa menjadi perpanjangan tangan untuk menjelaskan ke masyarakat tentang rabies, pencegahan dan pengendaliannya.

Bahkan dia siap memberikan pelatihan bagi mahasiswa sebagai tenaga vaksin dalam kasus ini. "Harapannya, mereka menjadi perpanjangan tangan kami, karena itu perlu kerjasama dengan perguruan tinggi," kata Manaf.

Meskipun tidak menjadi tenaga vaksin, lanjut dia, paling tidak mahasiswa bisa memberikan penyuluhan ke masyarakat.

"Kegiatan itu bisa dilaksanakan ketika mahasiswa melaksanakan kuliah kerja lapangan," tuturnya.***4***




(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016