Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Umum Perbarindo Djoko Suyanto mengatakan meski kondisi ekonomi nasional dan global masih belum pulih, namun kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia masih cukup membanggakan karena hingga Agustus 2016 sudah tumbuh sebesar 12,07 persen.
"Total BPR dan BPRS di Indonesia sebanyak 1600 dengan total aset hingga sekarang sudah mencapai Rp108 triliun," ujarnya di Pontianak saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional dan Rakernas Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) 2016, Rabu.
Djoko mengatakan adanya pertumbuhan kinerja BPR tidak terlepas dari peran pemerintah dalam hal mengendalikan ekonomi dan mengeluarkan sejumlah kebijakan seperti paket kebijakan ekonomi dan amnesti pajak.
"Namun kembali lagi tantangan BPR masih sangat besar seperti dalam lima tahun terakhir NPL kita tertinggi tahun ini kisaran 6,56 persen. Itu juga konsen kita bagaimana NPL ini bisa ditekan," katanya.
Ia menyampaikan melalui Rakenas yang digelar ia mengajak kepada pemilik dan manajemen BPR di Indonesia untuk bersama-sama menjalin kekuatan, meningkatkan SDM dan bersinergi untuk menjawab tantangan yang ada.
"Saya mengajak insan BPR untuk tidak menyerah dengan kondisi yang ada dengan cara merapatkan barisan," kata dia.
Ia meminta juga kepada OJK dan pemerintah untuk turut membantu BPR dalam pengembangan dan menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hal itu menurutnya BPR saat ini dan ke depan juga merupakan bagian yang akan membangun perekonomian Indonesia.
"Dari total BPR yang ada kita juga telah memberikan kotribusi dalam pengembangan ekonomi seperti bagi UMKM. Banyak hal yang sudah kita lakukan untuk membangun negara ini," demikian Djoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016