Sambas (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sambas, Kalimantan Barat, mencatat hingga saat ini daerah itu masih surplus beras sekitar 144.000 ton.

"Untuk produksi gabah kering giling saat ini sudah mencapai 290.000 ton. Sementara untuk kebutuhan masyakat Sambas dari 600.000 jiwa dengan asumsi per orang 130 kilogram beras per tahun maka kebutuhan hanya 90.000 ton beras sehingga ada selisih dan kita surplus," Kepala Distanak Sambas Musanif saat dihubungi di Sambas, Jumat.

Musanif mengatakan dengan masuknya bantuan penggunaan teknik hazton untuk 10.000 hektare, dipastikan Sambas menjadi lumbung padi.

"Kita berharap dengan sistem hazton ini ke depan ketahanan pangan lebih kuat karena sistem ini kita yakini bisa meningkatkan produktivitas padi di Sambas," tuturnya.

Ia menyampaikan untuk penerapan hazton, pihaknya sudah melakukan sejak tiga tahun terakhir dan hasilnya memang minimal lebih dua kali lipat dari teknik biasanya. Namun penerapan yang ada masih skala kecil.

"Lokasi penerapan hazton itu pernah di daerah Tebas, Semparuk dan Selakau," tuturnya.

Ia mendorong petani untuk menerapkan teknologi hazton atau beralih dari konvensional karena sudah terbukti. Dengan hal itu katanya, produktivitas meningkat dan kesejahteraan petani meningkat pula.

(U.KR-DDI/A039)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016