Mempawah (Antara Kalbar) - Opening seremony event budaya robo-robo 2016 di kawasan Pelabuhan Kuala Mempawah, berlangsung sekira pukul 10.00 Rabu (30/11).

Ribuan warga antusias turut menyaksikan prosesi ritual adat buang-buang di Muara Sungai Kuala Mempawah yang dilakukan kerabat keraton Amantubillah Mempawah, yang dipimpin Raja Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim.

Ritual tersebut dimulai saat perahu yang membawa rombongan Raja Mempawah tiba di Muara Kuala Mempawah. Setibanya di muara, seorang pemangku adat kerajaan kemudian mengumandangkan adzan. Prosesi sakral itu dilanjutkan dengan doa tolak bala dan ritual buang-buang oleh Raja Mempawah.

Sementara, puluhan perahu milik masyarakat sedianya tampak mengapung beriringan menyambut kedatangan rombongan Raja Mempawah. Suka cita masyarakat tumpah ruah jadi satu larut dalam prosesi ritual buang-buang di muara kuala mempawah.

Raja Mempawah didampingi istri, Ratu Kencana Wangsa Arini Maryam beserta Laskar Kerajaan Amantubillah Mempawah lantas tiba di dermaga Pelabuhan Kuala Mempawah. Sang Raja yang mengenakan pakaian adat serba hitam itu disambut para pejabat daerah. Mewakili pemprov. Kalbar diantaranya Asisten III, Bupati, Wakil dan unsur forkopimda lainnya. Turut hadir para undangan dan raja se-nusantara maupun luar negeri.

Pada momentum napak tilas kedatangan Opu Daeng Manambon tahun ini,  Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim mengungkapkan, selain ditopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa kesejahteraan, pertahanan, keamanan, teknologi, pengetahuan dan informasi, yang paling penting kuatnya suatu bangsa karena adanya PAD budaya. Sehingga bangsa ini dihargai dan dipandang oleh dunia,” ujar sang Raja.

Selain itu, kerajaan Mempawah mengapresiasi penghargaan budaya takbenda yang diberikan pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk pelestarian budaya robo-robo di Kabupaten Mempawah. Penghargaan tersebut hendaknya menjadi motivasi untuk terus melestarikan aneka ragam budaya di masyarakat.

"Saya punya usul, agar warisan budaya takbenda ini dapat dimasukan dalam pelajaran muatan lokal. Supaya, anak-anak kita tidak tahu menari saja, melainkan juga memahami makna, arti dan sejarah dari suatu seni budaya. Sehingga, generasi muda nanti dapat menjaga dan melestarikan adat budaya masyarakat Kabupaten Mempawah," jelas Raja.

Terkait pelestarian budaya, sang Raja mengungkapkan Keraton Amantubillah Mempawah telah membentuk Rumpun Opu Bersaudara. Setiap negara yang berkaitan dengan rumpun opu memiliki masing-masing perwakilan. Tujuannya, untuk membatu sistem perdagangan hingga permasalahan hukum antar negara.

"Laskar Rumpun Opu ini jangan dicurigai. Karena, Laskar Rumpun Opu ini justru ingin memperkuat bangsa dari upaya memecah belah NKRI. Saat ini, jumlahnya sudah mencapai 13 ribu orang. Mereka berasal dari beragam suku, agama, etnis dan keyakinan. Dan mereka semuanya tidak dibayar, melainkan datang sendiri dengan panggilan nurani," tegas Raja Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dengan menyebutkan daerah asal Laskar Rumpun Opu mulai dari Mempawah, Pontianak, Singkawang, Kubu Raya dandaerah lain.

Bupati Ria Norsan  lantas menegaskan event budaya robo-robo tidak sekedar memperingati napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon ke Mempawah, lebih dari itu kegiatan robo-robo dikenal dengan pesta rakyat. Selama satu bulan penuh, masyarakat dan pedagang saling bertransaksi jual beli.

"Tapi yang perlu diingat jangan sampai even robo-robo ini kehilangan nilai budaya, hanya dikarenakan kepentingan bisnis. Panitia lokal harus lebih menonjolkan kearifan lokal yang beragam dalam setiap tahun penyelenggaraan," harapnya.

Bupati Ria Norsan menjelaskan, manifestasi kebudayaan merupakan warisan budaya yang merefleksikan cara pandang dan tradisi yang hidup dan berkembang sebagai identitas masyarakat pendukungnya. Karenanya, suatu kebudayaan tidak boleh dieksploitasi melebihi batas adat, budaya dan agama yang dapat menghilangkan norma-norma kebudayaan itu sendiri.

"Kita harus lebih peduli terhadap adat budaya yang ada. Sehingga adat dan budaya tersebut dapat di lihat, diketahui, dipelajari dan dijaga oleh generasi muda mendatang. Sehingga, kita akan memperoleh manfaat dalam kehidupan bermasyarakat baik secara individu maupun kelompok," tegas Dia.

Pada kesempatan itu Asisten III Pemprov Kalbar, Robert Nusanto menyerahkan sertifikat penghargaan budaya takbenda dari Kemendikbud terhadap pelestarian budaya robo-robo yang secara konsisten dilaksanakan di Kabupaten Mempawah.

(Aries/N005)

Pewarta: Aries

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016