Pontianak (Antara Kalbar) - Kampung Keluarga Berencana alias Kampung KB, adalah program di bidang kependudukan yang sesuai dengan Nawa Cita Presiden Joko Widodo, terutama point ke empat yakni membangun dari pinggiran.

Kampung Keluarga Berencana merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga dengan melibatkan seluruh bidang yang ada di lingkungan Badan Kependudukan dan KB Nasional serta menggandeng instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah setempat, serta dilaksanakan di tingkat pemerintah terendah (Rw/Rt).

Sedangkan secara umum tujuan terbentuknya Kampung KB adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau setara melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembanguan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Di Kalimantan Barat, realisasi Kampung KB yang digerakkan Perwakilan BKKBN Kalbar telah mensasar ke 14 Kabupaten/kota di Kalbar. Dari 14 daerah tersebut salah satunya adalah di Desa Riam Tapang Kecamatan Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

Desa Riam Tapang dipilih karena dari letak geografisnya yang sangat sulit dijangkau. Sebagai daerah terpencil, desa ini sangat minim akses infrastruktur, minim sarana dan prasarana, tertinggal, miskin dan minimnya SDM. Namun hanya delapan bulan setelah desa ini mengikuti program Kampung KB pada April, menunjukkan perubahan yang menakjubkan.

Untuk menuju desa ini, dapat menggunakan jalur darat. Tujuan pertama dari Kota Pontianak adalah Putussibau, ibu kota dari Kabupaten Kapuas Hulu. Jarak tempunya 814 kilometer, dengan waktu antara 11 jam sampai 13 jam. Kalau menggunakan pesawat, waktu tempunya hanya 55 menit.

Pekan lalu, terkait tindak lanjut dari program Kampung KB, tim Perwakilan BKKBN Kalbar dan Forkopinda Pemkab Kapuas Hulu mendampingi Direktur Bina Lini Lapangan BKKBN, Humphrey Apon MPA, melakukan kunjungan langsung ke Desa Riam Tapang.

Untuk tiba di desa ini, semula selain mengunakan kendaraan darat, dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui hutan dan menyusuri sungai menggunakan speedboat yang memakan waktu hingga 8 jam. Kalau air tengah surut, warga harus menggunakan ojek dari kampung terdekat.

Jauhnya jarak tempuh dan biaya yang cukup tinggi adalah sebuah tantangan bagi rombongan. Dari BKKBN Pusat ada Direktur Bina Lini Lapangan Humphres Apon, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Kusmana bersama Wakil Bupati Kapuas Hulu, Anthonius L Ain Pamero.


Berubah Drastis
  
Namun kelelahan kunjungan rombongan ini seakan sirna, dengan apa yang didapat di Desa Riam Tapang. Hal yang bisa dikatakan menakjubkan. Desa yang awalnya terpencil, kumuh, miskin dan sangat terisolir, berkat program Kampung KB yang dijalankan BKKBN dan Pemkab Kapuas Hulu dan lainnya, kampung tersebut hanya dalam waktu 8 bulan berubah drastis.

Berkat kerja keras masyarakat setempat, kini desa tersebut dapat dicapai menggunakan jalur darat dari Kota Putussibau. Waktu yang dibutuhkan saat kondisi hujan, sekitar enam jam. Kalau cuaca kering dan panas, bisa lebih cepat dua jam. Jalan ini terealisasi berkat dikerjakan secara swadaya masyarakat Desa Riam Tapang.

Jalur yang dilewati pun terbilang ekstrim, menyusuri tebing dengan jurang di kanan kiri. Rombongan menggunakan kendaraan jenis double gardan. Kalau memaksakan menggunakan kendaraan single gardan, dapat dipastikan terjebak tanah merah ketika musim hujan.

Direktur Bina Lini Lingkungan Humphrey mengaku bahwa perjalanan ini menjadi pengalaman menarik karena ia bisa sampai ke pedalaman Kalbar ini.

"Ini perjalanan fantastik menuju Riam Tapang yang menjadi salah satu kawasan Kampung KB yang ideal, dan memang seperti ini yang diharapkan," jelasnya.

Menurutnya, jika melihat kondisi kependudukan serta kawasan yang jauh terpencil terpinggir dan terisolir, Humphrey menjelaskan bahwa kawasan ini menjadi kebanggaan karena para penduduknya sangat membuka diri dengan perubahan dan program KB yang menjadi Program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

"Saya akui Desa Riam sangat berat jarak tempuh yang harus kami lalui menuju ke Riam Tapang. Ini merupakan desa yang terisolir, tersulit termiskin, terpinggir dan terjauh. Dan bisa dilihat, berkat semangat untuk membangun dan masyarakat yang ingin maju sehingga kawasan ini menjalankan program KB yang terintegrasi bersama tim pengerak PKK dan didukung penuh oleh Pemkab Kapuas Hulu beserta seluruh SKPD terkait hingga menjadikan program Kampung KB di Riam Tapang menjadi efektif," jelasnya.

Semangat Perubahan
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana dengan bangga mengakui bahwa Desa Riam Tapang, yang ditetapkan sebagai kawasan Kampung KB sejak bulan April 2016 lalu. Dengan kemajuan yang signifikan, apa bila terus ditingkatkan maka dapat dijadikan salah satu Kampung KB percontohan di Kalbar bahkan untuk belahan wilayah Indonesia lainnya.

"Saat pencanangan, kawasan ini masih sangat terisolir, dengan jalan yang sangat sulit ditempuh. Namun sekarang para mitra bersinergi melakukan program masing-masing sehingga dinas pertanian, Dinas PU termasuk PKK mampu membina masyarakat Riam Tapang menjalankan program yang langsung diterapkan," kata Kusmana.

Terkait kemajuan yang dapat dirasakan, kata Kusmana di Desa Riam Tapang, warga dan kaum muda secara kelompok saat ini sudah membangun kolam ikan serta merubah pola untuk mendapat hasil tambahan keluarga minimal untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan banyak menanam sayur-sayuran di tiap pekarangan rumahnya masing-masing.

Wakil Bupati Kapuas Hulu, Anthonius L Ain Pamero tentu juga merasa bangga atas kerja keras masyarakat Desa Riam Tapang. Dia mengatakan dengan melihat banyaknya perubahan terkait geliat masyarakat Riam Tapang, termasuk usaha mandiri warga dalam memajukan desanya sendiri.

"Kebersamaan ini merupakan kunci setiap usaha membangun. Sebab dengan kebersamaan dimulai dari masyarakat, kemudian kami dari pemerintahan beserta jajaran SKPD dan pihak-pihak terkait lainnya maka saya yakin kita mampu membangun dan memajukan khususnya pembangunan di desa terpencil seperti Riam Tapang ini. Terbukti hanya 8 bulan semenjak dicanangkan menjadi kawasan Kampung KB, Desa Riam Tapang mendapat kemajuan. Saya minta ini diterus diusahakan dan terus ditingkatkan," tuturnya.

Tidak hanya mengunjungi Kampung KB di Desa Riam Tapang, Perwakilan BKKBN Kalbar bersama TNI/Polri setempat juga melakukan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB khususnya pemasangan Implan di beberapa desa yang juga jauh, terpencil dengan hanya mengunakan akses transportasi air dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Salah satunya yakni di desa Desa Malemba Kecamatan Batang Lupar. Dimana desa ini harus ditempuh selama dua jam menyusuri sungai dan menyeberangi kawasan Danau Sentarum.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo dan Slamet Ardiansyah

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016