Entikong (Antara Kalbar) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta kepada tim Saber Pungli di Kalimantan Barat untuk bisa memaksimalkan kinerjanya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terpadu Entikong untuk mengatasi terjadinya kegiatan pungli di sana.

"Saya minta agar tidak ada lagi pungutan liar yang dilakukan di tengah pelayanan di PLBN Terpadu Entikong ini. Untuk itu, tim Saber Pungli yang sudah dibentuk agar bisa memaksimalkan kinerjanya di sini," kata Joko Widodo, usai meresmikan PLBN Terpadu Entikong, Rabu.

Untuk memaksimalkan pelayanan di sana, Presiden juga mengingatkan kepada jajarannya agar meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian, bea cukai, dan lainnya seiring dengan telah dilakukannya peningkatan kualitas bangunan PLBN.

"Meskipun di sini jauh dari ibu kota, tapi ingat sekarang sudah ada Saber Pungli. Hati-hati, yang ditangkap sudah banyak, jangan ada yang bertambah dari sini, karena kalau saya sudah ngomong hati-hati, artinya saya akan mengawasi," tuturnya.

Presiden Joko Widodo berharap agar perbaikan fasilitas PLBN tersebut akan turut mencegah maraknya penyelundupan yang terjadi. Termasuk di antara penyelundupan yang dimaksud ialah penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang dari negara tetangga.

"Dengan perbaikan pos lintas batas ini mestinya hal-hal yang berkaitan dengan penyelundupan itu bisa dihilangkan, termasuk di dalamnya ialah penyelundupan narkoba," ujarnya.

Jokowi sendiri mengaku puas terhadap pembangunan PLBN Entikong tersebut. Namun, memang perlu diakui bahwa proses pembangunan tidaklah berhenti pada tahap tersebut, dimana pemerintah masih akan terus membangun infrastruktur penunjang lainnya seperti jalan raya agar kawasan tersebut menjadi semakin lebih baik.

"Jelas, yang jelas sudah lebih baik. Tapi memang masih banyak yang belum selesai (jalan raya dan lainnya), itu yang mau diselesaikan dalam waktu dua tahun," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, dengan bangunan baru tersebut, maka kondisi lintas batas negara yang amat memprihatinkan dulu, kini tak akan lagi ditemui di Entikong, Kalimantan Barat. Sebab, sejak dua tahun lalu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk membangun PLBN di sana agar menjadi semakin lebih baik.

"Sudah berapa puluh tahun bangunan ini tidak pernah disentuh apapun. Saat itu juga saya perintahkan kepada Menteri PU (Pekerjaan Umum), saya minta bangunan ini segera diruntuhkan dan saya beri waktu dua tahun dan perintah saya singkat, saya minta lebih baik dari yang di sana (Malaysia)," kata Jokowi.

Keprihatinan Presiden saat itu tentunya sangat beralasan. Menurut Presiden, kondisi kontras yang ditemui di masing-masing PLBN kedua negara menunjukkan martabat dan harga diri masing-masing negara. Pembangunan kembali PLBN Entikong bukanlah semata-mata untuk sekedar menunjukkan kemegahan bangunan semata, namun utamanya jelas untuk menunjukkan kemampuan dan kebanggaan dari bangsa Indonesia.

"Ini masalah kebanggaan, masalah nasionalisme, masalah martabat dan harga diri kita. Kalau saya tidak mau seperti itu. Di sana saya bisa melihat, yang di sebelah sangat megah, yang di kita sangat jelek sekali dan kita boleh bersyukr sekarang, kondisinya sudah lebih baik," katanya.

Pada proses peresmian tersebut, turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di antaranya Menteri Koordinator bidang Pembangunam Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Selain itu juga ada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

(U.KR-RDO/H005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016