Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala BPS Kalbar, Pitono mengatakan dalam beberapa tahun terakhir tren tingkat inflasi di Kota Pontianak terus mengalami penurunan dan ia mencontohkan tingkat inflasi sepanjang tahun 2016 di Kota Pontianak hanya sebesar 3,88 persen.

"Angka inflasi di Kota Pontianak dari tahun- tahun sebelumnya terus mengalami penurunan dan bisa ditekan. Itu tergambar dari inflasi kalender tahun 2014 sebesar 6,38 persen dan tahun kalender 2015 juga turun yakni sebesar 5,15 persen serta tahun 2016 hanya 3,88 persen," ujarnya saat berita statistik di Pontianak, Selasa.

Pitono mengatakan untuk penyumbang inflasi di Kota Pontianak dan Kalbar pada umumnya tidak terlepas didorong oleh komoditas pangan dan angkutan udara.

"Komoditas yang pendorong inflasi itu terutama terjadi pada momen keagamaan dan perayaan hari besar. Fenomena inflasi di Kalbar unik. Meski demikian dari data yang ada inflasi di Pontianak masih sangat terkendali," terangnya.

Terkait tingkat inflasi Kota Pontianak untuk Desember 2016, dipaparkanya sebesar 0,93 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran dan penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran.

"Kenaikan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan 2,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,04 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,22 persen, kelompok kesehatan 0,09 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,29 persen," terangnya.

Sementara katanya komponen yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok sandang -0,52 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sendiri tidak mengalami perubahan indeks.

Dilihat dari beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi secara berurutan Desember 2016 adalah angkutan udara, kembung atau gembung, tarif pulsa ponsel, daging ayam ras, bayam, kol putih atau kubis, kacang panjang, telur ayam ras, sewa rumah, dan bawang merah.

"Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi secara berurutan pada Desember 2016 adalah udang basah, emas perhiasan, beras, tongkol, ambu-ambu, bahan katun, baju muslim, daun singkong, susu untuk bayi, susu untuk tulang atau manula dan jeruk," kata dia.



(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017