Sintang (Antara Kalbar) - Pemadaman total yang terjadi pada Sabtu (4/2) dan Minggu (5/2) di Sintang mengundang reaksi kalangan legislatif.

"Krisis listrik di Kabupaten Sintang ini sudah terlalu lama tidak teratasi," kata Ketua Komisi C DPRD Sintang, Tuah Mangasih.

Wakil rakyat dari Tempunak Sepauk inipun mendesak PLN segera mengatasi krisis listrik yang terjadi di Kabupaten Sintang.

Kata dia, meski pemadaman listrik yang terjadi melalui pemberitahuan, namun masyarakat banyak yang bertanya, mengapa pemeliharaan mesin Sewatama yang dilakukan harus memadamkan listrik secara total se-Kabupaten Sintang.

Tuah, yang sudah pernah memanggil manajemen PLN Sintang itu mengatakan, krisis listrik dialami Kabupaten Sintang karena belum beroperasinya PLTU Sungai Ringin.

Dia pun mempertanyakan mengapa sampai sekarang PLTU Sungai Ringin belum juga beroperasi.

Seharusnya PLTU ini sudah bisa beroperasi pada tahun 2016, namun tidak tahu mengapa rencana beroperasinya bisa molor. "Komisi C dalam waktu dekat juga akan mengundang Penanggung Jawab Pembangunan PLTU untuk meminta penjelasan mengapa PLTU belum beroperasi di tahun ini," ujarnya.

Dia menginginkan, Penanggung Jawab Pembangunan PLTU Sungai Ringin menjelaskan secara rinci mengapa pembangkit listrik tersebut belum juga beroperasi.

"Selama ini kami belum tahu persis penyebab terlambatnya operasional PLTU Sungai Ringin ini. Kami akan jadwalkan pertengahan Februari untuk memanggil PJ Pembangunan PLTU Sungai Ringin tersebut," katanya.

Ditemui terpisah, PH Supervisor Distribusi PLN Sintang, Hairul Sani mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu, disebabkan adanya gangguan jaringan di beberapa lokasi.

Kata dia, beberapa jaringan listrik tertimpa pohon sehingga padam total. "Banyak jaringan yang tertimpa pohon tumbang akibat angin kencang. Diantaranya di depan RRI, diarah Binjai dan di Jalan Kelam," bebernya.

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017