Pontianak (Antara Kalbar) - Komunitas Peduli Listrik (KPL) melakukan survei sederhana dampak bahaya permainan layang-layang di area Car Free Day (CFD) Pontianak.

Dalam survei tersebut 90 persen menyatakan sangat prihatin dari dampak permainan layang-layang baik bagi kelistrikan maupun jiwa.

"Ada 50 orang di CFD secara acak kita wawancara dan diminta tanggapan bahaya permainan layangan. Semua yang kita temui menyatakan permainan tersebut mesti menjadi perhatian semua pihak karena membahayakan kelistrikan di Kalbar dan jiwa masyarakat karena talinya yang sering memakan korban," ujar Koordinator KPL, Pontiana Banjaria di Pontianak, Minggu.

Ia menambahkan bahkan dari survei tersebut KPL sempat menemukan korban dan anggota keluarganya yang menjadi korban dari dampak layang - layang.

"Kita ketahui bahwa Kota Pontianak permainan ini sangat mudah ditemukan. Dampak dari permainan ini juga sering terjadi seperti pemadaman listrik karena tali layangan yang menggunakan kawat mengenai pembangkit listrik. Bahkan tali gelasan permainan listrik hampir ada memakan korban bahkan ada yang meninggal dunia," kata dia.

Terkait survei yang digelar dikatakan Pontianak karena begitu kompleksitas persoalan akibat layang - layang bagi listrik dan ancaman terhadap masyarakat sehingga sudah saatnya semua peduli listrik.

"Terhadap persoalan yang ada kami hadir dari komunitas. Komunitas ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dan bergabung. Kita sama-sama melakukan aksi nyata, agar segala sesuatu yang menghambat atau yang menjadi tantangan pihak penyedia layanan listrik untuk memberikan pelayanan maksimal bisa ditekan atau dihilangkan," katanya.

Rencananya dalam waktu dekat, KPL akan menggelar focus grup discussion (FGD) terkait hal ini. Hasil jajak pendapat yang KPL lakukan, termasuk jajak pendapat di media sosial akan jadi bahan acuan FGD.

Narasumber yang akan dihadirkan diantaranya dari Pemkot Pontianak, Kepolisian, Pengadilan Negeri, akademisi, PLN masyarakat umum dan lainnya.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017