Pontianak (Antara Kalbar)- Banyak calon aseptor pasangan alat KB yang mengunakan Implan dan Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) mempercayai mitos bahwa Implan dapat bergerak mengikuti jalan darah dan sakit saat di pasang. Hal ini dibantah Bidan Rawasiyah yang sering memasang Implan dan IUD kepada peserta KB.

Ia mengatakan selama ini masyarakat terutama aseptor merasa takut mengunakan Implan karena banyak mendengar mitos.

"Katanya, mitos yang sering mereka dengar Implannya berjalan-jalan ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Dan ada yang mengatakan, pemasangan Implan dibuat luka yang sangat besar, padahal tidak seperti itu," ungkap Bidan Rawasiyah, di Pontianak, Rabu.

Ia kembali mengatakan apa yang dikawatirkan selama ini dapat kami bantah. Dan itu terbukti saat dirinya ikut dalam pelayanan KB ke daerah pinggiran, terpencil dam Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan Kapal Motor (KM) Bandong dari Perwakilan BkkbN Kalbar belum lama ini.

"Saat kami layani pemasagan KB Implan dengan satu model saja, maka mereka sendiri bisa bercerita kepada teman-tamannya bahwa mitos itu tidak sesuai dengan kenyataannya," ujar Rawasiyah.

Disisi lain, kata bidan itu, enggannya masyarakat mengunakan Implan juga disebabkan karena rendahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang apa itu Implan khususnya tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), baik pengunaan Implan, IUD, priral, vasektomi dan lainnya.

Diakuinya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang sudah mengunakan KB dalam mempersiapkan keluarganya yang mapan, bahagia dan sejahtera. Namun pengetahuannya hanya sebatas pengunaan alat kontrasepsi suntik dan pil saja.

Ia menambahkan, untuk pemasangan Implan sangat mudah dan sama sekali tidak sakit. "Bagi petugas pelayanan KB yang sudah terlatih pemasangan Implan bisa dilimit. Hanya sekitar tiga menit sudah selesai.

"Pemasangan Implan memang harus ada luka, namun untuk lukanya itu tidak perlu harus dengan insisi atau disayat. Karena alat yang sekarang dari BkkbN itu sangat canggih. Setelah dilakukan anastesi dan sudah hilang rasa penat, kepada aseptor itu langsung kami pasang di bawah kulit bukan didaging dan bisa di lengan kiri atau lengan kanan," terangnya

Dalam pelayanan KB saat mengukiti kegiatan pelayanan KB di DAS Kapuas Bidan Rawasiyah bersama tim pelayanan KB lainnya berhasil melakukan pemasangan Implan sebanyak 88 aseptor dan IUD ada 7 aseptor. Dengan perincian pemasangan Implan di Kubu Raya sebanyak 42 aseptor dan di Sanggau sebanyak 46 aseptor dan 7 aseptor lainnya memilih mengunakan IUD.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017