Sintang (Antara Kalbar) - Sepanjang 180 kilometer jalan menuju perbatasan Indonesia - Malaysia, dari Kota Sintang menuju Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat masih jalan tanah berlumpur.

"Kondisi jalan tersebut berdampak terhadap perekonomian masyarakat perbatasan, padahal Desa Jasa Sungai Kelik sempat direncanakan sebagai lokasi pembangunan Border," kata Camat Ketungau Hulu, Gambang ketika ditemui di Sintang, Kalimantan Barat, Minggu.

Ia mengatakan kerusakan jalan dari Sintang ke Senaning itu membuat beban masyarakat menjadi berat. Sebab untuk tiba di ibu kota kabupaten, warga Ketungau Hulu harus mengeluarkan uang sekitar Rp700 ribu belum termasuk biaya makan minum.

"Kendaraan yang bisa digunakan untuk sampai ke perbatasan pun hanya mobil double gardan, bayangkan saja bagaimana kesulitan masyarakat," jelas Gambang.

Dirinya mencontohkan, ketika warga perbatasan ingin membuat SIM harus mengeluarkan biaya sangat besar, sehingga masyarakat perbatasan cenderung tidak memiliki SIM.

Dikatakan Gambang saat ini kebutuhan pokok masyarakat Ketungau Hulu sebagian besar di pasok dari jalur Balai Karangan Kabupaten Sanggau yang didatangkan dari Malaysia.

"Tentunya masyarakat perbatasan sangat mengharapkan perhatian khusus Pemerintah Pusat, karena bagaimanapun juga masyarakat perbatasan membutuhkan pembangunan seperti daerah perbatasan yang lainnya," pinta Gambang menyuarakan permintaan masyarakatnya.

(KR-TFT/T011)

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017