Pontianak (Antara Kalbar) - Manggala Agni Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis, berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) gambut di Desa Punggur Kecil, Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
"Ada sekitar 1,2 hektare lahan gambut yang terbakar yang berusaha kami padamkan bekerja sama dengan Tim Patroli Terpadu Desa Punggur Kecil," kata Kepala Daops Manggala Agni Pontianak, Sahat Irawan M saat dihubungi di Punggur Kecil, Kamis.
Ia menjelaskan, pihaknya kesulitan dalam memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut, karena sumber air yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi kebakaran tersebut.
"Titik air terdekat hanya sekitar 20 meter dari lokasi, tetapi kapasitas airnya kecil sehingga tidak bisa memadamkan lahan yang terbakar tersebut," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya menurunkan satu regu dari Manggala Agni yang dibantu oleh Tim Patroli Terpadu, Desa Punggur Kecil.
"Untuk jarak lokasi kebakaran semak belukar tersebut dengan pemukiman penduduk terdekat jaraknya sekitar lima kilometer," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin dalam memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut. "Kami juga telah meminta bantuan untuk dilakukan pemadaman menggunakan helikopter milik BNPB yang sudah siaga di Pangkalan TNI AU Supadio Pontianak," katanya.
Sebelumnya, Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyebaran titik panas (hotspot) akibat Karhutla terus meningkat di beberapa daerah tanah air. Berdasarkan pantauan Satelit Aqua, Terra, SNNP pada katalog modis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), terpantau 150 titik panas pada 23 Juli, meningkat menjadi 170 titik panas pada 24 Juli, dan meningkat menjadi 179 hotspot pada 25 Juli 2017.
Peningkatan titik panas ini seiring dengan cuaca yang makin kering sehingga hutan dan lahan mudah dibakar atau terbakar. Namun, menurut dia jumlah titik panas yang menandakan adanya Karhutla tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, menurut dia, lima provinsi langganan Karhutla telah menetapkan status siaga darurat, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Ada sekitar 1,2 hektare lahan gambut yang terbakar yang berusaha kami padamkan bekerja sama dengan Tim Patroli Terpadu Desa Punggur Kecil," kata Kepala Daops Manggala Agni Pontianak, Sahat Irawan M saat dihubungi di Punggur Kecil, Kamis.
Ia menjelaskan, pihaknya kesulitan dalam memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut, karena sumber air yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi kebakaran tersebut.
"Titik air terdekat hanya sekitar 20 meter dari lokasi, tetapi kapasitas airnya kecil sehingga tidak bisa memadamkan lahan yang terbakar tersebut," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya menurunkan satu regu dari Manggala Agni yang dibantu oleh Tim Patroli Terpadu, Desa Punggur Kecil.
"Untuk jarak lokasi kebakaran semak belukar tersebut dengan pemukiman penduduk terdekat jaraknya sekitar lima kilometer," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin dalam memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut. "Kami juga telah meminta bantuan untuk dilakukan pemadaman menggunakan helikopter milik BNPB yang sudah siaga di Pangkalan TNI AU Supadio Pontianak," katanya.
Sebelumnya, Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyebaran titik panas (hotspot) akibat Karhutla terus meningkat di beberapa daerah tanah air. Berdasarkan pantauan Satelit Aqua, Terra, SNNP pada katalog modis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), terpantau 150 titik panas pada 23 Juli, meningkat menjadi 170 titik panas pada 24 Juli, dan meningkat menjadi 179 hotspot pada 25 Juli 2017.
Peningkatan titik panas ini seiring dengan cuaca yang makin kering sehingga hutan dan lahan mudah dibakar atau terbakar. Namun, menurut dia jumlah titik panas yang menandakan adanya Karhutla tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, menurut dia, lima provinsi langganan Karhutla telah menetapkan status siaga darurat, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017