Sambas (Antara Kalbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkayang menyebutkan 10 desa di daerah ini rawan kebakaran lahan dan hutan sehingga perlu diambil langkah antisipasi.
"Memasuki musim kemarau dan musim berladang kita telah melakukan langkah antisipasi mengatasi bencana karhutla dan satu di antaranya pemetaan potensi rawan Karhutla," ujar Sekretaris BPBD Bengkayang, Raden Mas Hadi Putra Harno saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Ia memaparkan desa rawan karhutla, yakni Desa Sungai Pangkalan II, Desa Sungai Raya, Desa Sungai Jaga A, Desa Sungai Duri, Desa Rukmajaya, Desa Karimunting, Desa Monterado, Desa Rantau, Desa Sahan Kecamatan Seluas, dan Desa Jagoi Babang.
"Daerah rawan karhutla tersebut tersebar di lima kecamatan. Penyebab karhutla khusus di daerah pantai Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan karena banyaknya lahan gambut dan Desa Sahan karena lahan pertanian warga," kata dia.
Antisipasi karhutla dengan menyiapkan beberapa posko di bawah koordinasi camat dan BPBD sebagai koordinator.
"Untuk di tingkat juga ada atau kita sebut dengan Destana atau Desa Tanggap Bencana. Hal itu hadir dengan harapan masyarakat paham bencana Karhutla di sekitarnya," jelasnya.
Ia berharap tahun ini angka kasus Karhutla bisa turun dan bahkan tidak terjadi karena akibat Karhutla sangat berdampak signifikan terutama asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan terganggunya penerbangan dan bisa menyebabkan penyakit ISPA. Sehingga hasilnya juga berdampak pada roda ekonomi dan kesehatan.
"Namun tidak dapat dipungkiri juga umumnya permasalahan terjadi karena warga di pedesaan masih tergantung dengan pola pertanian tradisional karena sejauh ini belum ada pengganti dari kebiasaan berladang. Sehingga harus ada solusi dari pemerintah," sebutnya.
(KR-DDI/B015)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Memasuki musim kemarau dan musim berladang kita telah melakukan langkah antisipasi mengatasi bencana karhutla dan satu di antaranya pemetaan potensi rawan Karhutla," ujar Sekretaris BPBD Bengkayang, Raden Mas Hadi Putra Harno saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Ia memaparkan desa rawan karhutla, yakni Desa Sungai Pangkalan II, Desa Sungai Raya, Desa Sungai Jaga A, Desa Sungai Duri, Desa Rukmajaya, Desa Karimunting, Desa Monterado, Desa Rantau, Desa Sahan Kecamatan Seluas, dan Desa Jagoi Babang.
"Daerah rawan karhutla tersebut tersebar di lima kecamatan. Penyebab karhutla khusus di daerah pantai Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan karena banyaknya lahan gambut dan Desa Sahan karena lahan pertanian warga," kata dia.
Antisipasi karhutla dengan menyiapkan beberapa posko di bawah koordinasi camat dan BPBD sebagai koordinator.
"Untuk di tingkat juga ada atau kita sebut dengan Destana atau Desa Tanggap Bencana. Hal itu hadir dengan harapan masyarakat paham bencana Karhutla di sekitarnya," jelasnya.
Ia berharap tahun ini angka kasus Karhutla bisa turun dan bahkan tidak terjadi karena akibat Karhutla sangat berdampak signifikan terutama asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan terganggunya penerbangan dan bisa menyebabkan penyakit ISPA. Sehingga hasilnya juga berdampak pada roda ekonomi dan kesehatan.
"Namun tidak dapat dipungkiri juga umumnya permasalahan terjadi karena warga di pedesaan masih tergantung dengan pola pertanian tradisional karena sejauh ini belum ada pengganti dari kebiasaan berladang. Sehingga harus ada solusi dari pemerintah," sebutnya.
(KR-DDI/B015)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017