Pontianak  (Antara Kalbar) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Kalimantan Barat, saat ini akan memasukkan tradisi Makan Saprahan pada buku Mulok (muatan lokal) untuk dimasukkan pada mata pelajaran di sekolah-sekolah.

"Dimasukkannya tradisi Makan Saprahan itu pada Mulok, agar generasi sekarang mengenal dan mengetahui tentang tradisi Makan Saprahan tersebut," kata Kepala Diknasbud Kota Pontianak, Mulyadi di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, makan Saprahan yang merupakan adat istiadat budaya Melayu itu sudah termasuk sebagai warisan budaya tak benda.

"Sebelumnya permainan meriam karbit, dan sekarang sudah masuk saprahan, kemudian arakan pengantin, terus batik corak insang, semua kearifan lokal itu masuk dalam pelajaran Mulok," ungkapnya.

Mulyadi menambahkan, dimasukkannya berbagai kebudayaan tersebut, agar anak-anak Kota Pontianak mengetahui akar budaya Kota Pontianak.

Dalam kesempatan itu, Mulyadi menyatakan, dilibatkannya pelajar SMP se-Kota Pontianak pada Festival Saprahan yang digelar di Rumah Adat Melayu itu, baru yang pertama kalinya.

"Alhamdulillah peserta Festival Saprahan tahun ini, meningkat dibanding tahun sebelumnya, ke depan acara seperti ini akan kami agendakan terus dalam melestarikan kebudayaan masyarakat Kota Pontianak," katanya.

Sementara itu, menurut dia, dari sisi pendidikan, dampak positifnya dalam mengikuti kegiatan itu, maka para siswa SMP bisa memperoleh pengalaman, seperti ada nilai-nilai kepemimpinan, kedisiplinan dan kerja sama, serta ada nilai etika dan estetikanya.

"Nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan pendidikan karakter yang ada dalam budaya sebagai kearifan lokal yang harus dipelajari dan wariskan kepada generasi berikutnya, dan saya yakin jika semakin banyak kegiatan budaya dilakukan anak-anak kita ke depannya," ujarnya.

Saprahan dalam adat istiadat Melayu berasal dari kata "Saprah" yang artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu kelompoknya.

Dalam Makan Saprahan, semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas kain saprah. Sedangkan peralatan dan perlengkapannya mencakup kain Saprahan, piring makan, kobokan beserta serbet, mangkok nasi, mangkok lauk pauk, sendok nasi dan lauk serta gelas minuman.

Untuk menu hidangan diantaranya, nasi putih atau nasi kebuli, semur daging, sayur dalca, sayur paceri nanas atau terong, selada, acar telur, sambal bawang dan sebagainya. Kemudian untuk minuman yang disajikan adalah air serbat berwarna merah.


(U.A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017