Putussibau (Antara Kalbar) - Pimpinan Bis Damri Putussibau, Usmandi berharap agar rusaknya jalan akses Badau - Puring Kencana daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan, segera ditangani.
"Akibat ruas jalan nasional Badau menuju Puring Kencana rusak, Bis Damri terpaksa melintasi jalan perkebunan sawit," kata Usmandi di Putussibau, Ibu Kota Kapuas Hulu, Jumat.
Ia menjelaskan kondisi infrastruktur jalan rusak berat, mengakibatkan dua Bis Damri rusak, sehingga cuma satu unit yang bisa melayani masyarakat.
Menurut Usmandi, selain jalan yang rusak, untuk menuju Kecamatan Puring Kencana ada dua titik sungai yang sampai saat ini juga belum ada jembatannya.
"Sungai Melancau dan Sungai Sebidan belum ada jembatan, kemudian kurang lebih 300 atau 400 meter itu ada dataran rendah dan juga banyak lubang, sehingga saat banjir bis tidak bisa lewat," jelas Usmandi.
Dirinya mengaku prihatin dengan kondisi jalan nasional dari Badau menuju Puring Kencana tersebut, apalagi banyak masyarakat yang minta Bis Damri melewati jalan pemerintah, tetapi karena kondisi jalan rusak, terpaksa Bis Damri melalui jalan sawit.
"Tentu kita mengharapkan pemerintah segera mengambil langkah mengatasi kerusakan jalan itu, sebab itu menyangkut dengan perekonomian masyarakat," kata Usmandi.
Ditambahkan dia, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak ingin mengambil keuntungan seperti perusahaan swasta, karena Bis Damri merupakan bantuan dari pemerintah melalui kementerian khusus membantu masyarakat di bidang transportasi.
(T.KR-TFT/E008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Akibat ruas jalan nasional Badau menuju Puring Kencana rusak, Bis Damri terpaksa melintasi jalan perkebunan sawit," kata Usmandi di Putussibau, Ibu Kota Kapuas Hulu, Jumat.
Ia menjelaskan kondisi infrastruktur jalan rusak berat, mengakibatkan dua Bis Damri rusak, sehingga cuma satu unit yang bisa melayani masyarakat.
Menurut Usmandi, selain jalan yang rusak, untuk menuju Kecamatan Puring Kencana ada dua titik sungai yang sampai saat ini juga belum ada jembatannya.
"Sungai Melancau dan Sungai Sebidan belum ada jembatan, kemudian kurang lebih 300 atau 400 meter itu ada dataran rendah dan juga banyak lubang, sehingga saat banjir bis tidak bisa lewat," jelas Usmandi.
Dirinya mengaku prihatin dengan kondisi jalan nasional dari Badau menuju Puring Kencana tersebut, apalagi banyak masyarakat yang minta Bis Damri melewati jalan pemerintah, tetapi karena kondisi jalan rusak, terpaksa Bis Damri melalui jalan sawit.
"Tentu kita mengharapkan pemerintah segera mengambil langkah mengatasi kerusakan jalan itu, sebab itu menyangkut dengan perekonomian masyarakat," kata Usmandi.
Ditambahkan dia, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak ingin mengambil keuntungan seperti perusahaan swasta, karena Bis Damri merupakan bantuan dari pemerintah melalui kementerian khusus membantu masyarakat di bidang transportasi.
(T.KR-TFT/E008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017