Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa berdasarkan angka ramalam II, Kalbar surplus beras sebesar 400.000 ton.

"Tahun lalu Kalbar surplus 200.000 ton dan saat ini sudah surplus 400.000 ton. Artinya untuk ketersediaan dan surplus beras Kalbar sangat besar sekali," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Terkait ekspor beras dan surplus beras saat ini menurutnya tidak menjadi kendala sebab koata yang dinginkan pemerintah Malaysia hanya 140.000 ton saja.

"Artinya antara surplus dan kebutuhan ekspor itu aman. Kalbar sudah menjadi satu di antara lumbung beras nasional," kata dia.

Terhadap persoalan ekspor, kata Hero masih pada tataran kualitas beras. Peningkatan kualitas beras tersebut tergantung pada penggiling beras itu sendiri.

"Saat ini di Kalbar baru satu penggilingan yang standar untuk menghasilkan beras premiun untuk di ekspor ke Malaysia," katanya.

Ia menambhakan dengan kondisi yang ada dan penggilingan yang ada hanya di Pontianak maka mengakibatkan biaya logistik beras yang diekspor tinggi dan tidak efisien.

"Bayangkan gabah dibawa dulu ke Pontianak dari perbatasan untuk digiling. Setalah digiling dibawa lagi ke perbatasan untuk diekspor. Kalau begitu kan tentu tidak efisien," katanya.

Ia berharap Kementerian Pertanian dan Anggota Komisi IV DPR RI untuk bisa menganggarkan pengadaan penggiling yang standar di Kalbar untuk kebutuhan ekspor beras.

"Kita ingin di lima daerah perbatasan di Kalbar memiliki masing - masing satu mesin penggiling tersebut. Namun itu butuh investasi yang besar dan kesudian pemerintah untuk meganggarkannya," paparnya.

(KR-DDI/A029)  

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017