Pontianak (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalbar membuat skema agar ada peningkatan nilai ekspor pertanian di daerah tersebut dengan sejumlah langkah.
“Untuk meningkatkan nilai ekspor Kalbar tentu perlu skema atau strategi yang kita buat sehingga hal itu bisa terealisasi. Pada 2021 lalu dari laporan dari Karantina itu, Kalbar masuk empat besar di Indonesia dari sektor pertanian. Itu terus ditingkatkan lagi,” ujar Kepala Dinas TPH Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan langkah yang perlu dilakukan agar nilai ekspor pertanian bisa ditingkatkan yakni dari sisi volume produk pertanian itu sendiri.
“ Bagaimana produksi harus dimaksimalkan dan produktivitas yang ditingkatkan. Sehingga volume ekspor bisa besar,” jelas dia.
Selanjutnya, kualitas produk pertanian dijaga dan ditingkatkan sebagaimana kebutuhan dan kemauan pembeli . Kemudian keragaman jenis komoditas perlu ditingkatkan.
“Kualitas standar pembeli itu juga harus kita penuhi . Kemudian dari jenis produk pertanian jangan hanya komoditas itu saja, tapi keanekaragaman perlu harus ditingkatkan,” kata dia.
Menurutnya, ke depan skema dalam pembangunan pertanian tidak bisa lagi sistem pengelolaan produksi itu sistem tradisional. Sehingga dalam pertemuan beberapa waktu lalu dengan para pihak, Dinas TPH mengundang beberapa eksportir dan pelaku usaha atau beberapa pembeli untuk harus masuk dalam sistem.
“Petani atau Gapoktan itu kan dia berpikir kalau dia memproduksi tinggi siapa yang beli. Masalahnya, apalagi komuniti pertanian ini sangat rentan rusak. Untuk itu kita dorong sistem pengolahan. Selaku koordinator beberapa komoditi itu ke depan tidak ada lagi Gapoktan susah menjual,” katanya.
Ia mencontoh sekarang sudah dirilis di Kabupaten Bengkayang sudah ada Perumda akan berupaya dalam memproduksi 30.000 hektare jagung untuk kebutuhan pasar industri pakan ternak.
“Kemitraan petani, Poktan dibangun dengan Perumda serta industri. Ketika industri industri bermitra dengan kelompok maka kelompok tidak ragu untuk berproduksi sebanyak mungkin. Berapa banyak pun ada yang ambil. Itu yang kita galakkan termasuk soal ekspor,” katanya.
Ia mendorong eksportir bermitra dengan petani atau Gapoktan. Sehingga volume dan kualitas dari bahan baku lebih terjamin dan lancar.
“Bila perlu fasilitasi pendanaan dalam rangka membina para petani untuk memproduksi. Sehingga kepastian bahan baku untuk ekspor para pembeli atau para pelaku usaha ini terjamin. Dengan begitu semua berkelanjutan,” katanya.