Singkwang (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Singkawang bersama tim Satgas Pangan terus melakukan pemantauan terhadap stok dan harga barang pokok di sejumlah pasar tradisional jelang Natal dan Tahun Baru.
"Setiap hari kita melakukan pemantauan terhadap stok dan harga barang pokok di sejumlah pasar tradisional," kata Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Hendryan, Senin.
Bahkan dirinya juga sudah beberapa kali menggelar rapat baik bersama Tim Satgas Pangan maupun pengusaha atau produsen. "Pada intinya mereka (pengusaha) sepakat untuk menjaga stabilitas harga dan stok barang kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Hendryan menyebutkan, untuk komoditas telur diupayakan paling tinggi Rp25 ribu per kilogram. Bahkan untuk telur ini, yang sebelumnya seharga Rp22 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp21 ribu per kilogram.
"Hal itu dikarenakan daya serapnya sangat rendah," ungkapnya.
Kemudian untuk daging sapi, masih diberikan toleransi apabila dijual seharga Rp130 ribu per kilogram. "Namun pedagang juga harus melihat pasaran, jika memang tidak sampai segitu harganya maka pedagang tidak boleh memaksakan harganya sampai Rp130 ribu per kilogram," tuturnya.
Mengingat pemerintah melalui Bulog berperan sebagai penyeimbang, dimana pemerintah ada daging beku yang sewaktu-waktu bisa untuk operasi pasar dengan harga Rp80 ribu per kilogram.
Tak hanya daging beku, menurutnya pemerintah juga memiliki komoditas barang lain sebagai penyeimbang, diantaranya minyak goreng dan gula pasir.
"Jadi apabila ada kenaikan, silahkan masyarakat memilih. Dan ini sudah terbukti, karena selama ada penyeimbang malah pasar menurunkan dari harga penyeimbang," katanya.
Hendryan menambahkan, sepekan jelang hari raya Natal dan Tahun Baru, sejumlah kebutuhan barang pokok masih terbilang normal. "Meskipun ada kenaikan, tapi dirasakan belum signifikan," ujarnya.
Seperti cabe rawit dari Rp25 ribu - Rp30 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp35 ribu per kilogram. Kenaikan ini terjadi lantaran cabe rawit merupakan produk lokal dan kondisi cuaca ekstrim sekarang ini tentunya sangat berpengaruh pada hasil panen.
Kemudian bawang merah, dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp34 ribu - Rp35 ribu per kilogram.
"Yang turun malah bawang putih, dari Rp25 ribu per kilogram sekarang sudah Rp18 ribu per kilogram," ungkapnya.
Meski masih terbilang normal, dia tetap mengimbau kepada pedagang, pertama, jadilah pedagang yang cerdas. Artinya, belilah barang dagangan yang akan di dagangkan itu harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
"Baik masalah ilegal, pemasukan, sampai batas kedaluarsa," tuturnya.
Kedua, lanjutnya, jual sesuai keuntungan yang normal alias tidak aji mumpung. Karena, dari tim Satgas Pangan sudah diinstruksikan dari pusat harus bertindak tegas.
"Dan Insya Allah, dalam waktu dekat kami juga akan melakukan sidak di sejumlah Pasar Tradisional," katanya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Setiap hari kita melakukan pemantauan terhadap stok dan harga barang pokok di sejumlah pasar tradisional," kata Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Hendryan, Senin.
Bahkan dirinya juga sudah beberapa kali menggelar rapat baik bersama Tim Satgas Pangan maupun pengusaha atau produsen. "Pada intinya mereka (pengusaha) sepakat untuk menjaga stabilitas harga dan stok barang kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Hendryan menyebutkan, untuk komoditas telur diupayakan paling tinggi Rp25 ribu per kilogram. Bahkan untuk telur ini, yang sebelumnya seharga Rp22 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp21 ribu per kilogram.
"Hal itu dikarenakan daya serapnya sangat rendah," ungkapnya.
Kemudian untuk daging sapi, masih diberikan toleransi apabila dijual seharga Rp130 ribu per kilogram. "Namun pedagang juga harus melihat pasaran, jika memang tidak sampai segitu harganya maka pedagang tidak boleh memaksakan harganya sampai Rp130 ribu per kilogram," tuturnya.
Mengingat pemerintah melalui Bulog berperan sebagai penyeimbang, dimana pemerintah ada daging beku yang sewaktu-waktu bisa untuk operasi pasar dengan harga Rp80 ribu per kilogram.
Tak hanya daging beku, menurutnya pemerintah juga memiliki komoditas barang lain sebagai penyeimbang, diantaranya minyak goreng dan gula pasir.
"Jadi apabila ada kenaikan, silahkan masyarakat memilih. Dan ini sudah terbukti, karena selama ada penyeimbang malah pasar menurunkan dari harga penyeimbang," katanya.
Hendryan menambahkan, sepekan jelang hari raya Natal dan Tahun Baru, sejumlah kebutuhan barang pokok masih terbilang normal. "Meskipun ada kenaikan, tapi dirasakan belum signifikan," ujarnya.
Seperti cabe rawit dari Rp25 ribu - Rp30 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp35 ribu per kilogram. Kenaikan ini terjadi lantaran cabe rawit merupakan produk lokal dan kondisi cuaca ekstrim sekarang ini tentunya sangat berpengaruh pada hasil panen.
Kemudian bawang merah, dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp34 ribu - Rp35 ribu per kilogram.
"Yang turun malah bawang putih, dari Rp25 ribu per kilogram sekarang sudah Rp18 ribu per kilogram," ungkapnya.
Meski masih terbilang normal, dia tetap mengimbau kepada pedagang, pertama, jadilah pedagang yang cerdas. Artinya, belilah barang dagangan yang akan di dagangkan itu harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
"Baik masalah ilegal, pemasukan, sampai batas kedaluarsa," tuturnya.
Kedua, lanjutnya, jual sesuai keuntungan yang normal alias tidak aji mumpung. Karena, dari tim Satgas Pangan sudah diinstruksikan dari pusat harus bertindak tegas.
"Dan Insya Allah, dalam waktu dekat kami juga akan melakukan sidak di sejumlah Pasar Tradisional," katanya.
(U.KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017