Singkawang (Antara Kalbar) - Pembina Klinik Aisyiyah Kota Singkawang, Carlos Dja`afara berharap klinik tersebut bisa segera dijadikan rumah sakit dan saat ini dalam tahap usulan persetujuan kepada Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Dinas Kesehatan Singkawang.
"Belum lama ini, klinik kita sudah dikunjungi oleh pengurus pusat Muhammadiyah yang datang bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof DR Muhajir Effendy. Kedatangan dua tokoh ini untuk meninjau Klinik Aisyiyah yang rencananya akan dijadikan sebagai Rumah Sakit," kata Carlos di Singkawang, Senin.
Dia mengatakan, dukungan untuk menjadikan Klinik Aisyiyah sebagai Rumah Sakit, juga akan melibatkan dukungan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang. Mengingat rumah sakit yang ada sekarang ini tidak mampu menampung pasien seluruhnya, sehingga membutuhkan tempat untuk rawat inap rumah sakit.
"Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Klinik Aisyiyah harus menjadi rumah sakit," pintanya.
Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI dan SK Gubernur Provinsi Kalbar, jelas Carlos, maka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Singkawang harus menjadi rumah sakit rujukan regional sehingga pihak rumah sakit tidak boleh menolak pasien di berbagai daerah di sekitarnya.
"Dampak dari rujukan regional ini sehingga dibutuhkannya ruang rawat inap yang lebih banyak lagi ditambah dengan pelayanan medis dan paramedis. Tentu kita membutuhkan rumah sakit lainnya yang ikut memenuhi kebutuhan pelayanan rawat inap dan memang harus Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit," katanya.
Menurutnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah ada niat, dan pihaknya selalu siap menunggu rencana pengembangannya yang mudah-mudahan pertengahan tahun 2018 sudah dapat dimulai.
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Singkawang ini juga mengatakan, yang pastinya bahwa lahan di Klinik Aisyiyah Singkawang sudah layak untuk menjadi rumah sakit dengan pelayanan dasar.
"Lahan disini cukup untuk pelayanan dasar yaitu penyakit dalam, anak, bedah dan kandungan. Jadi sesuai standar Permenkes minimal harus ada 5 persen penanganan ICU, karena ada bangsal bedah maka harus ada ruang operasi, dan ini bisa ditangani klinik Asiyiyah, untuk tenaga medis dan para medis tidak ada masalah," katanya.
Setelah pembangunan Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit dilakukan dan pelayanannya sudah jalan, maka pihaknya akan menambah tenaga honorer.
"Beliau sudah tinjau dan ambil keputusan pertengahan tahun ini sudah bisa, melihat dan nantinya diputuskan, dan ini tidak terikat dengan anggaran APBD, kalau membutuhkan anggaran lebih maka harus multiyears," ujarnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Singkawang, Mukharifin mengatakan, memang segala sesuatunya layak dikembangkan termasuk Klinik Aisyiyah ini menjadi rumah sakit.
"Dengan sudah dijadikannya Klinik Aisyiyah sebagai rumah sakit, pastinya akan membantu pelayanan yang lebih optimal,? katanya.
Dia berharap perubahan status Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit dapat segera terealisasi. "Karena disini nanti akan membantu pelayanan yang lebih optimal untuk masyarakat yang lainnya," ujarnya.
(KR-RDO/M019)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Belum lama ini, klinik kita sudah dikunjungi oleh pengurus pusat Muhammadiyah yang datang bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof DR Muhajir Effendy. Kedatangan dua tokoh ini untuk meninjau Klinik Aisyiyah yang rencananya akan dijadikan sebagai Rumah Sakit," kata Carlos di Singkawang, Senin.
Dia mengatakan, dukungan untuk menjadikan Klinik Aisyiyah sebagai Rumah Sakit, juga akan melibatkan dukungan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang. Mengingat rumah sakit yang ada sekarang ini tidak mampu menampung pasien seluruhnya, sehingga membutuhkan tempat untuk rawat inap rumah sakit.
"Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Klinik Aisyiyah harus menjadi rumah sakit," pintanya.
Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI dan SK Gubernur Provinsi Kalbar, jelas Carlos, maka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Singkawang harus menjadi rumah sakit rujukan regional sehingga pihak rumah sakit tidak boleh menolak pasien di berbagai daerah di sekitarnya.
"Dampak dari rujukan regional ini sehingga dibutuhkannya ruang rawat inap yang lebih banyak lagi ditambah dengan pelayanan medis dan paramedis. Tentu kita membutuhkan rumah sakit lainnya yang ikut memenuhi kebutuhan pelayanan rawat inap dan memang harus Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit," katanya.
Menurutnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah ada niat, dan pihaknya selalu siap menunggu rencana pengembangannya yang mudah-mudahan pertengahan tahun 2018 sudah dapat dimulai.
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Singkawang ini juga mengatakan, yang pastinya bahwa lahan di Klinik Aisyiyah Singkawang sudah layak untuk menjadi rumah sakit dengan pelayanan dasar.
"Lahan disini cukup untuk pelayanan dasar yaitu penyakit dalam, anak, bedah dan kandungan. Jadi sesuai standar Permenkes minimal harus ada 5 persen penanganan ICU, karena ada bangsal bedah maka harus ada ruang operasi, dan ini bisa ditangani klinik Asiyiyah, untuk tenaga medis dan para medis tidak ada masalah," katanya.
Setelah pembangunan Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit dilakukan dan pelayanannya sudah jalan, maka pihaknya akan menambah tenaga honorer.
"Beliau sudah tinjau dan ambil keputusan pertengahan tahun ini sudah bisa, melihat dan nantinya diputuskan, dan ini tidak terikat dengan anggaran APBD, kalau membutuhkan anggaran lebih maka harus multiyears," ujarnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Singkawang, Mukharifin mengatakan, memang segala sesuatunya layak dikembangkan termasuk Klinik Aisyiyah ini menjadi rumah sakit.
"Dengan sudah dijadikannya Klinik Aisyiyah sebagai rumah sakit, pastinya akan membantu pelayanan yang lebih optimal,? katanya.
Dia berharap perubahan status Klinik Aisyiyah menjadi rumah sakit dapat segera terealisasi. "Karena disini nanti akan membantu pelayanan yang lebih optimal untuk masyarakat yang lainnya," ujarnya.
(KR-RDO/M019)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018