Pontianak (Antaranews Kalbar) - Tim gabungan Pos SAR Ketapang, TNI-AL dan Polair berhasil mengevakuasi empat nelayan setelah kapal motor yang mereka naiki terombang-ambing selama tujuh jam di perairan Tempurukan, Kabupaten Ketapang, Kalbar.
"KM nelayan tersebut, mengalami patah `saf propeller` sehingga sempat terombang-ambing di laut sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 21.15 WIB, Selasa malam (6/2)," kata Kepala Kantor SAR Pontianak Hery Marantika di Pontianak, Rabu.
Keempat nelayan yang berhasil dievakuasi dari KM mereka yang rusak tersebut, yakni nakhoda Saleh (69), Agun (36), Sadol (36), dan Roby (20), yang keempatnya merupakan warga Ketapang.
"KM nelayan tersebut mengalami kerusakan setelah dihantam gelombang tinggi di sekitar perairan Tempurukan, dan KM tersebut sempat bergeser sekitar 3 NM dari posisi semula," ungkap Hery.
Ia menambahkan, para nelayan tersebut kesulitan untuk meminta bantuan, karena KM mereka tidak dilengkapi alat komunikasi dan hanya mengandalkan telepon genggam, sehingga ketika mendapat sinyal baru menelpon pihak keluarga mereka agar meminta bantuan.
"Sehingga begitu mendapat laporan, kami langsung menurunkan tim penyelamat dari Pos SAR Ketapang, TNI-AL, Polair dan potensi SAR, menuju lokasi KM tersebut terdampar akibat kerusakan tersebut," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor SAR Pontianak mengimbau, kepada para nelayan di Ketapang dan Kalbar umumnya, agar dapat mengambil pelajaran akan pentingnya alat komunikasi, alat navigasi, dan alat keselamatan lainnya.
"Pastikan sebelum turun melaut, peralatan tersebut harus dilengkapi, guna kelancaran dan keselamatan bersama. Selain itu, sebelum melaut sebaiknya juga memantau kondisi cuaca yang bisa diakses melalui BMKG Maritim," ujarnya.
(U.A057/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"KM nelayan tersebut, mengalami patah `saf propeller` sehingga sempat terombang-ambing di laut sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 21.15 WIB, Selasa malam (6/2)," kata Kepala Kantor SAR Pontianak Hery Marantika di Pontianak, Rabu.
Keempat nelayan yang berhasil dievakuasi dari KM mereka yang rusak tersebut, yakni nakhoda Saleh (69), Agun (36), Sadol (36), dan Roby (20), yang keempatnya merupakan warga Ketapang.
"KM nelayan tersebut mengalami kerusakan setelah dihantam gelombang tinggi di sekitar perairan Tempurukan, dan KM tersebut sempat bergeser sekitar 3 NM dari posisi semula," ungkap Hery.
Ia menambahkan, para nelayan tersebut kesulitan untuk meminta bantuan, karena KM mereka tidak dilengkapi alat komunikasi dan hanya mengandalkan telepon genggam, sehingga ketika mendapat sinyal baru menelpon pihak keluarga mereka agar meminta bantuan.
"Sehingga begitu mendapat laporan, kami langsung menurunkan tim penyelamat dari Pos SAR Ketapang, TNI-AL, Polair dan potensi SAR, menuju lokasi KM tersebut terdampar akibat kerusakan tersebut," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor SAR Pontianak mengimbau, kepada para nelayan di Ketapang dan Kalbar umumnya, agar dapat mengambil pelajaran akan pentingnya alat komunikasi, alat navigasi, dan alat keselamatan lainnya.
"Pastikan sebelum turun melaut, peralatan tersebut harus dilengkapi, guna kelancaran dan keselamatan bersama. Selain itu, sebelum melaut sebaiknya juga memantau kondisi cuaca yang bisa diakses melalui BMKG Maritim," ujarnya.
(U.A057/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018