Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Agrolestari Mandiri anak perusahaan Perkebunan Sinar Mas dan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kamis, melakukan kerja sama terkait restorasi lahan gambut yang masuk dalam lahan konsesi Sinar Mas di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
CEO Perkebunan Sinar Mas VII Kalbar, Susanto di Pontianak, mengatakan, pihaknya dan Untan Pontianak hari ini telah menandatangani nota kesepahaman yang isinya ada beberapa poin penting, seperti restorasi lahan gambut seluas 2.600 hektare, penelitian tentang sawit, rekrutmen karyawan dari lulusan Untan, tempat penelitian dan tempat magang bagi mahasiswa.
"Selain itu, kami juga bekerjasama dalam melakukan berbagai projek khusus, seperti yang saat ini dilakukan di kawasan PT Agrolestari Mandiri di Ketapang, yakni restorasi lahan gambut di area konservasi seluas 2.600 hektare dalam HGU yang tidak ditanami sawit," katanya.
Dalam hal ini, pihak Untan Pontianak menjadi konsultan dalam desain program restorasi lahan gambut tersebut agar berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelestarian lingkungan yang baik dan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Ke depan dalam kerja sama ini, akan terus dikembangkan, serta disesuaikan dengan kebutuhan kami," kata Susanto.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Untan Pontianak, Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Arkanudin menyambut baik telah dilakukannya kerja sama dengan pihak Sinar Mas, dan pihaknya siap membantu terutama yang berkaitan dengan bidang penelitian.
"Dengan kerja sama ini, bisa saja nantinya ada mahasiswa yang akan magang di sana, sehingga nantinya mereka tidak hanya pandai secara teori saja, tetapi bisa mempraktikkan ilmu yang telah didapat selama mereka kuliah," ujarnya.
Ia menambahkan, kerja sama tersebut sifatnya lima tahun, dan akan diperpanjang lagi selama masih dibutuhkan. "Dengan dilakukannya kerja sama dengan pihak Sinar Mas ini, maka menambah deretan panjang pihak swasta yang bekerjasama denga kami, apalagi sekarang Untan statusnya sudah BLU (Badan Layanan Umum)," katanya.
Ketua Program Studi, Jurusan Ilmu Tanah dan Magister Ilmu Lingkungan Untan Pontianak, Prof Dr Gusti Azhari mengatakan, pihaknya sudah sekitar setahun ikut membantu memberikan masukan dan mempelajari rencana restorasi lahan gambut di sana (PT Agrolestari Mandiri), baik dari segi sifat dan teknis gambutnya maupun permasalahan serta solusinya.
"Dalam restorasi dan konservasi lahan gambut di sana, tidak hanya dalam mempelajari sifat tanah, tetapi juga mempelari pemberdayaan dalam hal komponen sosial, khususnya pengolahan sawit yang berkelanjutan," ujarnya.
Saat ini, yang telah dilakukan oleh perusahaan, yakni melakukan restorasi gambut dan pencegahan kebakaran, yakni dengan melakukan pembasahan lahan gambut agar tidak mudah terbakar, kemudian mengembangkan pertanian tanpa bakar bagi masyarakat sekitar, karena ingin merubah prilaku dari membuka lahan dengan membakar menjadi pembukaan tanpa bakar sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
"Kami juga akan membentuk sekolah lapang restorasi lahan gambut, yang tujuannya untuk menjaga dan melestarikan lahan gambut dengan menanam kembali lahan gambut dengan berbagai tanaman lokal, seperti pohon meranti, jelutung yang disinergikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga tidak hanya mengembalikan ekosistem lahan gambut, tetapi bisa memberikan manfaatkan yang akan dirasakan oleh masyarakat sekitar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
CEO Perkebunan Sinar Mas VII Kalbar, Susanto di Pontianak, mengatakan, pihaknya dan Untan Pontianak hari ini telah menandatangani nota kesepahaman yang isinya ada beberapa poin penting, seperti restorasi lahan gambut seluas 2.600 hektare, penelitian tentang sawit, rekrutmen karyawan dari lulusan Untan, tempat penelitian dan tempat magang bagi mahasiswa.
"Selain itu, kami juga bekerjasama dalam melakukan berbagai projek khusus, seperti yang saat ini dilakukan di kawasan PT Agrolestari Mandiri di Ketapang, yakni restorasi lahan gambut di area konservasi seluas 2.600 hektare dalam HGU yang tidak ditanami sawit," katanya.
Dalam hal ini, pihak Untan Pontianak menjadi konsultan dalam desain program restorasi lahan gambut tersebut agar berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelestarian lingkungan yang baik dan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Ke depan dalam kerja sama ini, akan terus dikembangkan, serta disesuaikan dengan kebutuhan kami," kata Susanto.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Untan Pontianak, Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Arkanudin menyambut baik telah dilakukannya kerja sama dengan pihak Sinar Mas, dan pihaknya siap membantu terutama yang berkaitan dengan bidang penelitian.
"Dengan kerja sama ini, bisa saja nantinya ada mahasiswa yang akan magang di sana, sehingga nantinya mereka tidak hanya pandai secara teori saja, tetapi bisa mempraktikkan ilmu yang telah didapat selama mereka kuliah," ujarnya.
Ia menambahkan, kerja sama tersebut sifatnya lima tahun, dan akan diperpanjang lagi selama masih dibutuhkan. "Dengan dilakukannya kerja sama dengan pihak Sinar Mas ini, maka menambah deretan panjang pihak swasta yang bekerjasama denga kami, apalagi sekarang Untan statusnya sudah BLU (Badan Layanan Umum)," katanya.
Ketua Program Studi, Jurusan Ilmu Tanah dan Magister Ilmu Lingkungan Untan Pontianak, Prof Dr Gusti Azhari mengatakan, pihaknya sudah sekitar setahun ikut membantu memberikan masukan dan mempelajari rencana restorasi lahan gambut di sana (PT Agrolestari Mandiri), baik dari segi sifat dan teknis gambutnya maupun permasalahan serta solusinya.
"Dalam restorasi dan konservasi lahan gambut di sana, tidak hanya dalam mempelajari sifat tanah, tetapi juga mempelari pemberdayaan dalam hal komponen sosial, khususnya pengolahan sawit yang berkelanjutan," ujarnya.
Saat ini, yang telah dilakukan oleh perusahaan, yakni melakukan restorasi gambut dan pencegahan kebakaran, yakni dengan melakukan pembasahan lahan gambut agar tidak mudah terbakar, kemudian mengembangkan pertanian tanpa bakar bagi masyarakat sekitar, karena ingin merubah prilaku dari membuka lahan dengan membakar menjadi pembukaan tanpa bakar sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
"Kami juga akan membentuk sekolah lapang restorasi lahan gambut, yang tujuannya untuk menjaga dan melestarikan lahan gambut dengan menanam kembali lahan gambut dengan berbagai tanaman lokal, seperti pohon meranti, jelutung yang disinergikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga tidak hanya mengembalikan ekosistem lahan gambut, tetapi bisa memberikan manfaatkan yang akan dirasakan oleh masyarakat sekitar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018