Sintang (Antaranews Kalbar) - Pemkab Sintang sejak 2017 telah merintis Program Peningkatan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (P2-Emas) dengan fokus di tujuh desa di tujuh kecamatan.
"Desa yang terpilih menjadi pilot project akan dikembangkan, dibina sebagai pengungkit ekonomi di kecamatan," kata Wakil Bupati Sintang, Askiman.
Dikatakan Askiman, kegiatan pada program ini disesuaikan dengan potensi dominan di setiap desa. Menurut dia, ada tiga komoditas utama yang dimiliki Kabupaten Sintang, yakni sawit, karet dan lada dengan harganya masih kurang baik.
"Jika infrastruktur jalan kita belum mendukung kehidupan daerah di desa, sementara tidak ada penghasilan tambahan maka daya tahan ekonomi keluarga akan hancur," katanya.
Menurut Askiman, salah satu usaha yang bisa dikembangkan yakni peternakan babi skala kecil. Usaha ini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga.
"Potensinya luar biasa. Kita tahu bahwa mayoritas masyarakat di kampung sudah terbiasa berternak babi," kata Askiman. Dikatakan dia, keberadaan peternakan ini juga akan memunculkan usaha baru, misalnya budidaya ubi kayu.
"Pemerintah tentu akan membantu, bila perlu kita membuat pakta integritas untuk dukungan dari pemerintah. Kalau kita tidak serius, modal yang telah disalurkan pemerintah harus dikembalikan," tegas Askiman lagi.
Benny Situmorang, dari Sekolah Tinggi Teologi Khatulistiwa (STTK) Sungai Sawak, Komplek Agape mengatakan pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk belajar, sehingga dapat memelihara ternak babi dengan lebih baik.
Dari pengamatannya, Benny menemukan bahwa kebutuhan masyarakat atas daging babi di Sintang cukup besar. "Harga daging babi kadang bisa hampir semahal daging sapi. Kadang kita malah mengalami kelangkaan," ungkap Benny.
Dikatakan dia, dirinya menemukan bahwa ada empat gawai di masyarakat yang memerlukan babi, yakni Natal, Tahun Baru, Imlek dan Paskah. Ada juga Gawai Dayak. "Selama ini kita impor dari Singkawang," katanya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang Kartiyus mengatakan, P2-Emas merupakan penjabaran dari misi Bupati dan Wakil Bupati Sintang, yakni mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program ini telah dirancang sejak tahun 2016 dengan sifat multiyears. P2-Emas adalah bentuk intervensi pemerintah untuk semakin memberdayakan masyarakat agar lebih fokus dan terkonsentrasi.
Ada tujuh desa asal tujuh kecamatan telah ditetapkan sebagai lokasi pilot project Tahun 2018.
Tujuh desa itu diantaranya Desa Binjai Hulu Kecamatan Binjai Hulu dengan produk unggulan ternak sapi, Desa Bekuan Luyang Kecamatan Ketungau Hulu dengan produk unggulan lada, Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai dengan produk unggulan kerajinan tenun ikat dan Desa Solam Raya Kecamatan Sungai Tebelian dengan produk unggulan kolam dan pembenihan ikan.
Lalu, Desa Pakak Kecamatan Kayan Hilir dengan produk unggulan cabai, Desa Temawang Muntai Kecamatan Sepauk dengan produk unggulan perkebunan hortikultura dan Desa Mentajoi Kecamatan Serawai dengan produk unggulan kerajinan rotan.
Di tahun 2017 lalu, seleksi lokasi pilot project hanya dilakukan pada tujuh kecamatan terlebih dahulu. Tujuh kecamatan tersisa akan dilakukan tahun 2019 mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Desa yang terpilih menjadi pilot project akan dikembangkan, dibina sebagai pengungkit ekonomi di kecamatan," kata Wakil Bupati Sintang, Askiman.
Dikatakan Askiman, kegiatan pada program ini disesuaikan dengan potensi dominan di setiap desa. Menurut dia, ada tiga komoditas utama yang dimiliki Kabupaten Sintang, yakni sawit, karet dan lada dengan harganya masih kurang baik.
"Jika infrastruktur jalan kita belum mendukung kehidupan daerah di desa, sementara tidak ada penghasilan tambahan maka daya tahan ekonomi keluarga akan hancur," katanya.
Menurut Askiman, salah satu usaha yang bisa dikembangkan yakni peternakan babi skala kecil. Usaha ini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga.
"Potensinya luar biasa. Kita tahu bahwa mayoritas masyarakat di kampung sudah terbiasa berternak babi," kata Askiman. Dikatakan dia, keberadaan peternakan ini juga akan memunculkan usaha baru, misalnya budidaya ubi kayu.
"Pemerintah tentu akan membantu, bila perlu kita membuat pakta integritas untuk dukungan dari pemerintah. Kalau kita tidak serius, modal yang telah disalurkan pemerintah harus dikembalikan," tegas Askiman lagi.
Benny Situmorang, dari Sekolah Tinggi Teologi Khatulistiwa (STTK) Sungai Sawak, Komplek Agape mengatakan pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk belajar, sehingga dapat memelihara ternak babi dengan lebih baik.
Dari pengamatannya, Benny menemukan bahwa kebutuhan masyarakat atas daging babi di Sintang cukup besar. "Harga daging babi kadang bisa hampir semahal daging sapi. Kadang kita malah mengalami kelangkaan," ungkap Benny.
Dikatakan dia, dirinya menemukan bahwa ada empat gawai di masyarakat yang memerlukan babi, yakni Natal, Tahun Baru, Imlek dan Paskah. Ada juga Gawai Dayak. "Selama ini kita impor dari Singkawang," katanya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sintang Kartiyus mengatakan, P2-Emas merupakan penjabaran dari misi Bupati dan Wakil Bupati Sintang, yakni mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program ini telah dirancang sejak tahun 2016 dengan sifat multiyears. P2-Emas adalah bentuk intervensi pemerintah untuk semakin memberdayakan masyarakat agar lebih fokus dan terkonsentrasi.
Ada tujuh desa asal tujuh kecamatan telah ditetapkan sebagai lokasi pilot project Tahun 2018.
Tujuh desa itu diantaranya Desa Binjai Hulu Kecamatan Binjai Hulu dengan produk unggulan ternak sapi, Desa Bekuan Luyang Kecamatan Ketungau Hulu dengan produk unggulan lada, Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai dengan produk unggulan kerajinan tenun ikat dan Desa Solam Raya Kecamatan Sungai Tebelian dengan produk unggulan kolam dan pembenihan ikan.
Lalu, Desa Pakak Kecamatan Kayan Hilir dengan produk unggulan cabai, Desa Temawang Muntai Kecamatan Sepauk dengan produk unggulan perkebunan hortikultura dan Desa Mentajoi Kecamatan Serawai dengan produk unggulan kerajinan rotan.
Di tahun 2017 lalu, seleksi lokasi pilot project hanya dilakukan pada tujuh kecamatan terlebih dahulu. Tujuh kecamatan tersisa akan dilakukan tahun 2019 mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018