Pontianak  (Antaranews Kalbar) - BP3TKI Pontianak mencatat triwulan satu 2018 sebanyak 398 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kalimantan Barat yang bekerja di luar negeri.

"Paling banyak PMI asal Kalbar bekerja di Malaysia, yakni 365 orang, disusul Brunei Darussalam 27 orang, Taiwan tiga orang, Kepulauan Solomon satu orang, Papua Nugini satu orang, dan Kongo satu orang," kata Kepala BP3TKI Pontianak Ahnas, di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, para PMI ini bekerja pada sektor formal sebanyak 395 orang dan sektor informal sebanyak tiga orang, dan berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki sebanyak 268 orang, dan perempuan sebanyak 130 orang.

"Menjadi PMI yang dulu dikenal sebagai TKI merupakan salah satu pilihan bagi sebagian masyarakat Kalbar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak demi meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya," katanya.

BP3TKI Pontianak mencatat angka remitansi (gaji) PMI yang dikirimkan ke Indonesia khususnya Kalbar oleh para PMI pada periode yang sama mencapai Rp2,1 miliar lebih, dan remitansi inilah yang diharapkan dapat digunakan oleh keluarga PMI untuk hal-hal yang sifatnya produktif, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Setiap tahun kami juga melakukan pemberdayaan terhadap PMI purna dan keluarganya di Kalbar, seperti pelatihan kewirausahaan teritegrasi dalam bentuk pelatihan budi daya tanaman hidroponik, dan pengolahan makanan berbahan dasar jagung di Kecamatan Rasau Raya, Kabupaten Kubu Raya," ujarnya pula.

Selain itu, menurut dia, pihaknya bersama dengan Pemprov Kalbar, dan lima kabupaten perbatasan, yaitu Kabupaten Sambas, Sanggau, Bengkayang, Sintang, dan Kapuas Hulu serta instansi terkait lainnya berkomitmen mewujudkan Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan TKI wilayah perbatasan dalam bentuk pendirian Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA).

Akhir tahun 2017 lalu, yaitu LTSA P2TKI Sambas telah diresmikan oleh Bupati Sambas dan Deputi Penempatan BNP2TKI, dan Januari 2018 LTSA P2TKI Entikong juga telah diresmikan oleh Gubernur Kalbar.

Ia menambahkan, dengan LTSA P2TKI diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberikan kemudahan pelayanan terhadap PMI, karena sudah terintegrasi semua layanan pemerintah yang terkait dengan proses penempatan PMI ke luar negeri, sehingga para PMI cukup datang ke LTSA, semua persyaratan dan prosedur menjadi PMI bisa selesai dalam satu tempat tersebut.

"Kami juga gencar melakukan sosialisasi ke daerah kantong TKI dan mendorong pemerintah daerah dalam rangka meminimalkan penempatan PMI nonprosedural yang masih cukup tinggi di Kalbar," katanya.

Selain itu, BP3TKI Pontianak juga menggandeng Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Kalbar untuk kerja sama dalam penyebarluasan informasi penempatan dan pelindungan PMI di Kalbar.

BP3TKI Pontianak mencatat, PMI terbanyak untuk triwulan satu 2018 berasal dari Kabupaten Sambas yakni 336 orang, disusul Kota Pontianak 20 orang, Kabupaten Kubu Raya 20 orang, Mempawah tujuh orang, Kota Singkawang enam orang, Kabupaten Bengkayang tiga orang, Sanggau dua orang, Landak dan Sintang masing-masing satu orang.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018