Teheran (Antaranews Kalbar) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin (7/5) berusaha memperoleh jaminan semua pihak yang terlibat dalam kesepakatan nuklir bersejarah 2015, kecuali Amerika Serikat, guna membantu Iran memelihara kepentingan berdasarkan kesepakatan tersebut.

"Jika harapan kami dari Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (JCPOA) dipenuhi tanpa Amerika Serikat, itu jauh lebih baik," kata Rouhani untuk pertama kali, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA.

"Jika tidak, kami akan membuat keputusan kami sendiri," kata Rouhani di Kota Mashhad di bagian timur-laut Iran.

Selain itu, kantor berita Tasnim pada Senin, dengan mengutip pernyataan Rouhani, melaporkan, "Kami memiliki rencana sendiri. Jika apa yang kami tuntut dari JCPO dipenuhi oleh (pihak di dalam kesepakatan tersebut) non-Amerika, penarikan diri AS akan menjadi hilangnya satu masalah." "Atau, kami akan mengikuti pilihan rasional dan hukum kami jika apa yang kami harapkan tidak sepenuhnya dicapai," kata Rouhani, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Baca juga: Trump mundur dari kesepakatan nuklir Iran

Rouhani menyatakan kecuali beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, seluruh dunia percaya pada Iran dan ingin memelihara JCPOA.

"Hari ini, kami memberitahu dunia bahwa jika anda khawatir mengenai akses Iran ke bom nuklir, kami telah menenangkan kekhawatiran ini di JCPOA dan kesepakatan itu menjamin bahwa Iran tidak berusaha memiliki senjata nuklir," kata Presiden Iran tersebut sebagaimana dikutip.

Ia memperingatkan Washington agar tidak melakukan "kesalahan strategis" dengan menarik diri dari kesepakatan nuklir itu, dan kembali menyatakan Iran tak memiliki kekhawatiran mengenai "tindakan keliru dan kebijakan kejam" AS.

Presiden Iran tersebut juga mengecam kebijakan AS di Timur Tengah, dengan mengatakan selama beberapa dasawarsa, para pejabat AS telah berusaha mengekang kekuatan dan pengaruh Iran di wilayah itu. Dan "tak peduli apakah mereka tetap berada di dalam kesepakatan nuklir atau meninggalkannya, mereka memburu kebijakan semacam itu".

Baca juga: Iran tolak seruan AS bagi pemeriksaan lokasi militer Iran

Rouhani berikrar Republik Islam Iran akan melawan tujuan AS untuk mengurangi pengaruh dan kekuatan regional Iran.

Presiden AS Donald Trump diperkirakan memutuskan pada 12 Mei apakah akan keluar dari kesepakatan nuklir itu, dan ia telah mengatakan ia takkan memperpanjang peringanan sanksi AS atas Iran.

Pada Januari, Trump memperpanjang peredaan sanksi atas Iran berdasarkan kesepakatan tersebut untuk terakhir kali, dan mengancam akan keluar dari kesepakatan itu jika Kongres AS dan sekutu Eropanya tak bisa memperbaiki dugaan "cacat yang berbahaya".

Iran telah mengancam akan melanjutkan kegiatan pengayaan jika Trump tidak lagi mensahkan kesepakatan nuklir tersebut.

Baca juga: "Kesepakatan Bersejarah" Dipuji Sekjen PBB Terkait Nuklir Iran

Selain itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin mengatakan setiap tindakan yang mungkin dilakukan oleh Amerika Serikat untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran tersebut akan menghasilkan pengucilan Washington di dalam masyarakat internasional.

"Keluarnya AS dari JCPOA akan memperlihatkan Amerika terkucil dan tidak lagi bisa dipercaya bagi interaksi internasional," kata Zarif sebagaimana dikutip Press TV.

Republik Islam Iran dipastikan akan memperlihatkan reaksi keras bagi keputusan yang mungkin diambil AS untuk keluar dari JCPOA, katanya.

Selama beberapa hari belakangan "kami berunding dengan pihak lain di JCPOA, yang meliputi lima anggota lagi dan Uni Eropa", kata Zarif.

Pewarta: -

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018