Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Laju inflasi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat dalam empat bulan terakhir mengalami fluktuatif, kata Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Pontianak, Mahmudah.

"Ke depan potensi terjadinya inflasi makin besar, karena dalam beberapa hari mendatang memasuki bulan Ramadhan 1439 H, dan diikuti libur sekolah serta hari Raya Idul Fitri, kemudian pendaftaran sekolah," kata Mahmudah ketika membuka Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pontianak, di Kantor Bappeda Pontianak, Selasa.

Data BPS Kota Pontianak, mencatat di bulan Januari terjadi inflasi sebesar 0,29 persen; kemudian Februari sebesar 0,26 persen, Maret sebesar 0,66 persen; dan bulan April 2018 sebesar 0,16 persen.

"Kondisi ini perlu perhatian khusus oleh semua pihak, terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah untuk mencegah terjadinya inflasi," ujar Mahmudah.

Mahmudah mengatakan diperlukan informasi akurat tentang persediaan dan harga pangan menjelang Bulan Ramadhan. Data itu nantinya akan ditindaklanjuti dengan survei lapangan terhadap gudang sembako, ketersediaan stok pangan baik untuk Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta informasi lain dari kelompok pengeluaran yang mempengaruhi inflasi.

"Kelompok itu diantaranya yang berkaitan dengan pendidikan, bahan bakar, listrik, dan tiket pesawat. Kami harap stabilitas harga barang dan jasa, ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga dan kelancaran distribusi terjaga," katanya.

Selama ini, Pemkot Pontianak cukup baik dalam mengendalikan inflasi daerah. Hal ini terbukti dengan TPID Pontianak yang menyabet penghargaan TPID terbaik nasional kawasan timur Indonesia tahun 2013, 2014, dan 2016. Dia berharap prestasi itu bisa memacu kerja tim lebih baik tahun ini.

 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018