Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Dosen Hubungan International Fisipol Untan Pontianak, Ireng Maulana mengajak para generasi muda untuk membangun pengetahuan-pengetahuan baru.

"Generasi muda harusnya dapat memproduksi pengetahuan-pengetahuan baru, jangan sampai publik mengambil informasi, opini dan argumentasi kepada orang yang memang politik," kata Ireng Maulana saat menyampaikan materi Konstelasi Politik Global and Proxy War, di Kampus Fisipol Untan Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, generaasi muda dalam hal ini generasi intelektual untuk dapat memproduksi pemikiran konstrukstif dan jangan sampai masuk kepada hal kebencian kepada kelompok tertentu.

Menanggapi agenda tahun politik di Kalbar, dia berharap, generasi muda untuk ikut menjaga Kalbar dengan memproduksi gagasan yang turun ke masyarakat tentang penerimaan perbedaan identitas baik agama, adat dan etnis.

"Jangan sampai perbedaan yang ada menjadi kebencian yang bermuara pada konflik sosial, karena kita sudah punya pengalaman kelam itu," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengutuk aksis teror yang terjadi beberapa hari lalu di Surabaya.

Menurut dia, teror di Jawa Timur, dimanfaatkan oleh oknum atau sekelompok orang untuk menariknya ke politik, padahal peristiwa tersebut terlepas dari itu semua.

Workshop literasi politik tersebut dengan tema "literasi untuk transformasi sosial" yang digelar di gedung Fisip Untan Pontianak, dengan menghadirkan tiga narasumber, yakni Dosen Hubungan International Fisip Untan Pontianak, Ireng Maulana; kemudian Eksponen Gerakan 98, Beni Sulastyo; dan Rektor Balai Kopi, Godja.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018