Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terpantau sebanyak 94 titik hotspot yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat, Rabu.
      "Dari pantauan satelit Modis tercatat sebanyak 84 titik hotspot kategori sedang, dan sebanyak tujuh titik hotspot kategori tinggi, dari total sebanyak 489 titik hotspot di seluruh Indonesia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak.
      Ia menjelaskan, dari pantauan Satelit Modis pagi ini, Kalbar masih juara atau terbanyak titik hotspot akibat Karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
     "Sudah seminggu lebih banyak hotspot akibat Karhutla di Kalbar yang sebagian besar penyebabnya akibat dibakar," ungkapnya.
      Meski, menurut dia, upaya pemadaman terus dilakukan, namun di lapangan yang bakar lebih banyak jumlahnya. "Sehingga harus terus ditingkatkan patroli dan pencegahan Karhutla," katanya.
     Sebelumnya, Kepala BMKG Mempawah, Wandayantolis menyatakan, kualitas udara di Kabupaten Mempawah dan Kota Pontianak serta sekitarnya, Selasa, mulai terpantau tidak sehat.
    "Berdasarkan pantauan alat, kualitas udara di Mempawah, Kota Pontianak dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat," katanya.
    Ia menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir curah hujan di wilayah Kalbar berada pada kategori bawah normal, sehingga jumlah titik panas semakin meningkat.
    "Dengan kualitas udara yang tidak sehat tersebut, maka dapat mengganggu kesehatan terutama pernafasan," ujarnya.
    Ia menambahkan, prospek curah hujan diperkirakan masih berkurang hingga akhir dasarian dua bulan Agustus 2018. 
    "Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, kalau pun tetap ke luar, maka sebaiknya menggunakan masker dan minum air putih yang cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan," ujarnya.

   

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018