Pontianak (Antaranews Kalbar) - Husna Latifatul Karimah dari SMA 1 Kebumen, Jateng salah seorang peserta SMN (Siswa Mengenal Nusantara) menyatakan, kekagumannya dengan berat satu pelepah aloevera (lidah buaya) yang ditanam di tanah gambut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
"Satu pelepah lidah buaya yang ditanam di tanah gambut di sini (Pontianak-red) bisa mencapai satu kilogram, sementara di tempat saya juga ada tanaman itu, tapi ukuran dan berat tidak seperti di sini," kata Husna Latifatul Karimah saat ditemui usai mengunjungi Alovera Center di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan, aloevera yang ditanam di Pontianak dan di tempatnya, memang jenisnya berbeda, tetapi aloevera di sini tumbuhnya sangat subur, sehingga siapapun yang berkunjung di sini pasti akan kagum melihatnya.
"Saya juga baru pertama kali melihat tanah gambut, yang warnanya kehitam-hitaman dan ternyata tanah gambut sangat subur dan gembur, sehingga salah satunya cocok ditanami aloevera dan lainnya," ungkapnya.
Menurut dia, banyak juga yang dia dan temannya dapat setelah berkunjung ke Aloevera Center Kota Pontianak itu, seperti manfaat lain selain untuk bahan baku sampo, ternyata aloevera juga enak di buat minuman, kerupuk, teh, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik lainnya.
"Kami juga diajarkan oleh pihak Aloevera Center, cara mengolah aloevera dan memetik pelepahnya di tangkai tumbuhan tersebut," katanya.
Hal senada juga diakui oleh, Fika Meyla Amanda siswi SMA 1 Kendal, yang juga peserta SMN tahun 2018, asal Jateng tersebut. "Ternyata menyenangkan juga ya bisa mempelajari lebih jauh tentang aloevera, mulai dari cara menanam, merawat, memanen hingga manfaat dari tumbuhan tersebut," katanya.
Menurut dia, dia dan rekannya cukup betah berada di Kota Pontianak, karena banyak hal yang menarik yang bisa mereka ketahui, seperti melihat secara langsung tanah gambut dan tanaman lidah buaya yang merupakan ikon Kota Pontianak tersebut.
"Selain itu, ada juga pengalaman menarik kami selama di sini, yakni mandi air Sungai Kapuas yang warnanya hitam karena pengaruh tanah gambut, tetapi meskipun warnanya hitam ternyata airnya tidak bau," ujarnya.
Menurut dia, Minggu (19/8) besok mereka akan berkunjung ke Keraton dan Masjid Jami Pontianak, kemudian ke Tugu Khatulistiwa Pontianak, dan sejumlah agenda lainnya.
Menurutnya, selama mengikuti program SMN tahun 2018, banyak pengalaman yang mereka dapat, yang sebelumnya tidak ada di daerah mereka. "Cukup senang di sini, sehingga tidak terasa sudah seminggu, dan kepingin lama-lama lagi baru pulang," kata Meyla.
PIC Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Kalimantan Barat adalah PT Waskita Karya dengan Co PIC PT Sucofindo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Satu pelepah lidah buaya yang ditanam di tanah gambut di sini (Pontianak-red) bisa mencapai satu kilogram, sementara di tempat saya juga ada tanaman itu, tapi ukuran dan berat tidak seperti di sini," kata Husna Latifatul Karimah saat ditemui usai mengunjungi Alovera Center di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan, aloevera yang ditanam di Pontianak dan di tempatnya, memang jenisnya berbeda, tetapi aloevera di sini tumbuhnya sangat subur, sehingga siapapun yang berkunjung di sini pasti akan kagum melihatnya.
"Saya juga baru pertama kali melihat tanah gambut, yang warnanya kehitam-hitaman dan ternyata tanah gambut sangat subur dan gembur, sehingga salah satunya cocok ditanami aloevera dan lainnya," ungkapnya.
Menurut dia, banyak juga yang dia dan temannya dapat setelah berkunjung ke Aloevera Center Kota Pontianak itu, seperti manfaat lain selain untuk bahan baku sampo, ternyata aloevera juga enak di buat minuman, kerupuk, teh, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik lainnya.
"Kami juga diajarkan oleh pihak Aloevera Center, cara mengolah aloevera dan memetik pelepahnya di tangkai tumbuhan tersebut," katanya.
Hal senada juga diakui oleh, Fika Meyla Amanda siswi SMA 1 Kendal, yang juga peserta SMN tahun 2018, asal Jateng tersebut. "Ternyata menyenangkan juga ya bisa mempelajari lebih jauh tentang aloevera, mulai dari cara menanam, merawat, memanen hingga manfaat dari tumbuhan tersebut," katanya.
Menurut dia, dia dan rekannya cukup betah berada di Kota Pontianak, karena banyak hal yang menarik yang bisa mereka ketahui, seperti melihat secara langsung tanah gambut dan tanaman lidah buaya yang merupakan ikon Kota Pontianak tersebut.
"Selain itu, ada juga pengalaman menarik kami selama di sini, yakni mandi air Sungai Kapuas yang warnanya hitam karena pengaruh tanah gambut, tetapi meskipun warnanya hitam ternyata airnya tidak bau," ujarnya.
Menurut dia, Minggu (19/8) besok mereka akan berkunjung ke Keraton dan Masjid Jami Pontianak, kemudian ke Tugu Khatulistiwa Pontianak, dan sejumlah agenda lainnya.
Menurutnya, selama mengikuti program SMN tahun 2018, banyak pengalaman yang mereka dapat, yang sebelumnya tidak ada di daerah mereka. "Cukup senang di sini, sehingga tidak terasa sudah seminggu, dan kepingin lama-lama lagi baru pulang," kata Meyla.
PIC Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Kalimantan Barat adalah PT Waskita Karya dengan Co PIC PT Sucofindo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018