Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Prijono mengatakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peran sangat strategis untuk meningkatkan daya saing dan ekonomi daerah.
"Dengan memiliki peran yang strategis tersebut Bank Indonesia selalu andil dan ikut hadir melakukan pemberdayaan dan pedampingan. Sebelumnya kita sudah ada inkubator bisnis dan kini baru saja selesai membuat program inkubator bisnis teknologi finansial bagi UMKM di Kalbar agar naik kelas," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Prinjono menjelaskan apa yang dilakukan BI juga selaras dengan keinginan Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebagaimana isi pidato perdananya saat serah terima jabatan.
Baca juga: "Abangdesa" tawarkan solusi permodalan UMKM
Menurutnya satu di antara 15 poin yang disampaikan Gubernur Kalbar saat sertijab adalah soal peningkatan daya saing daerah.
"Gubernur baru Kalbar ingin daya saing Kalbar masuk 10 besar. Selanjutnya ada juga soal peningkatan IPM dan infrastruktur. Ada sejumlah progam BI yang ikut untuk itu," jelas dia.
UMKM mempu membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatan beberapa indikator IPM serta lainnya sehingga daya saing akan meningkat, jelas dia.
Jika UMKM maju maka bisa menjadi sumber dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi APBD Kalbar, sebagaimana perhatian gubernur baru tersebut, saat ini defisit.
Baca juga: Pajak UMKM Kalbar sebesar 2,52 persen
"Apabila UMKM maju maka PAD dari sektor usaha yang tahan krisis tersebut akan semakin besar sehingga membantu pembangunan daerah," jelas dia.
Ia mengakui untuk memajukan UMKM perlu keterlibatan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, BUMN maupun dari BI sendiri.
"Potensi sumber daya yang ada di Kalbar sangat besar dan tinggal dimaksimalkan. UMKM kita harus dimajukan melalui tindakan mengubah pola pikir dan pedampingan serta kerja keras pelaku UMKM tersebut," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Dengan memiliki peran yang strategis tersebut Bank Indonesia selalu andil dan ikut hadir melakukan pemberdayaan dan pedampingan. Sebelumnya kita sudah ada inkubator bisnis dan kini baru saja selesai membuat program inkubator bisnis teknologi finansial bagi UMKM di Kalbar agar naik kelas," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Prinjono menjelaskan apa yang dilakukan BI juga selaras dengan keinginan Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebagaimana isi pidato perdananya saat serah terima jabatan.
Baca juga: "Abangdesa" tawarkan solusi permodalan UMKM
Menurutnya satu di antara 15 poin yang disampaikan Gubernur Kalbar saat sertijab adalah soal peningkatan daya saing daerah.
"Gubernur baru Kalbar ingin daya saing Kalbar masuk 10 besar. Selanjutnya ada juga soal peningkatan IPM dan infrastruktur. Ada sejumlah progam BI yang ikut untuk itu," jelas dia.
UMKM mempu membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatan beberapa indikator IPM serta lainnya sehingga daya saing akan meningkat, jelas dia.
Jika UMKM maju maka bisa menjadi sumber dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi APBD Kalbar, sebagaimana perhatian gubernur baru tersebut, saat ini defisit.
Baca juga: Pajak UMKM Kalbar sebesar 2,52 persen
"Apabila UMKM maju maka PAD dari sektor usaha yang tahan krisis tersebut akan semakin besar sehingga membantu pembangunan daerah," jelas dia.
Ia mengakui untuk memajukan UMKM perlu keterlibatan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, BUMN maupun dari BI sendiri.
"Potensi sumber daya yang ada di Kalbar sangat besar dan tinggal dimaksimalkan. UMKM kita harus dimajukan melalui tindakan mengubah pola pikir dan pedampingan serta kerja keras pelaku UMKM tersebut," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018