Skopje (Antaranews Kalbar) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, Senin, menuding Rusia berusaha memengaruhi hasil referendum di Makedonia soal perubahan nama negara itu.

Perubahan itu akan membuka jalan bagi Makedonia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Ketika melakukan pembicaraan di Skopje dengan pemimpin Makedonia, Mattis juga mengatakan AS berupaya memperluas kerja sama bidang keamanan dunia maya dengan negara kecil di Balkan tersebut.

Makedonia pada 30 September akan melangsungkan pemungutan suara soal kesepakatan pada Juni dengan negara tetangganya, Yunani.

Hasil referendum itu akan mengubah nama negara tersebut menjadi Republik Makedonia Utara.

Baca juga: Katalunya Sambut Hasil Referendum Merdeka dari Spanyol

Pemerintah Yunani bersikeras bahwa perubahan itu perlu dilakukan sebagai imbalan bagi langkah Yunani mencabut penentangannya terhadap Skopje untuk bergabung dengan NATO dan EU.

"Kami tidak ingin melihat Rusia melakukan (di Makedonia) apa yang telah mereka coba di begitu banyak negara," kata Mattis kepada wartawan yang mengikuti kunjungannya ke Skopje.

Pernyataan Mattis itu tampaknya mengacu pada kekhawatiran Washington soal kemungkinan Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dan pemilihan-pemilihan lainnya.

Baca juga: Rakyat Mesir Nyatakan 'Ya' bagi Referendum Konstitusi Baru

"Tidak ada keraguan bahwa mereka sudah mengirim uang dan juga melancarkan gerakan lebih luas untuk memengaruhi," kata Mattis.

Ia menambahkan bahwa tidak ada kejelasan soal seberapa efektif upaya yang telah dijalankan Moskow.

Rusia telah membantah tuduhan melakukan campur tangan namun menentang keras rencana Makedonia untuk bergabung dengan NATO.

Duta besar Rusia di Skopje mengatakan negara itu bisa menjadi "target sah" jika hubngan antara Rusia dan NATO terus memburuk.

Baca juga: 63,8 Persen Rakyat Mesir Dukung Konstitusi Baru

Pada Juli, Yunani mengusir dua diplomat Rusia dan melarang dua orang lain masuk ke negaranya.

Tindakan itu diambil karena mereka dianggap mencoba-coba menyuap para pejabat serta memicu demonstrasi untuk menggagalkan kesepakatan dengan Makedonia.

Rusia membantah tuduhan Athena itu dan melakukan tindakan balasan berupa pengusiran terhadap sejumlah diplomat Yunani.

Pewarta: -

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018