Athena (ANTARA Kalbar/AFP) - Para pemimpin politik Yunani bereaksi dengan marah pada Sabtu terhadap saran yang disampaikan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel agar negara itu menyelenggarakan referendum mengenai keanggota mata uang euro bersamaan dengan pemilihan umum pada Juni.
Tindakan Kanselir Jerman tersebut --kendati dibantah oleh Berlin-- ditanggapi negatif oleh para pemimpin yang sensitif terhadap setiap komentar dari Jerman, yang telah berkeras bahwa Athena berpegang pada langkah penghematan ketat yang disepakai sebagai imbalan bagi dana talangan besar dari Uni Eropa-IMF.
"Rakyat Yunani tak memerlukan referendum untuk memperlihatkan pilihan mereka bagi euro. Mereka sudah membuat cukup banyak pengorbanan untuk memperlihatkan itu," kata Antonis Samaras, pemimpin partai konservatif Demokrasi Baru --yang menang dalam pemungutan suara 6 Mei.
Saran Merkel, "di atas semua yang datang dalam proses pemilihan umum, disesalkan dan tak bisa diterima", kata Samaras di dalam satu pernyataan. "Rakyat Yunani memiliki hak untuk dihormati dari mitranya (dari Eropa)."
Kantor Perdana Menteri sementara tersebut pada Jumat (18/5) menyatakan Merkel "menyampaikan pikiran (kepada presiden) mengenai penyelenggaraan referendum di sisi pemilihan umum, tentang masalah apakah rakyat Yunani ingin tetap berada di eurozone".
Saran itu ditampik, kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip AFP, sebab pemerintah sementara hanya memiliki wewenang untuk menyelenggarakan pemilihan umum baru --yang dijadwalkan pada 17 Juni.
Berlin dengan tegas membantah adanya pernyataan semacam itu.
"Informasi yang dilaporkan bahwa kanselir telah menyarankan referendum kepada Presiden Yunani Carolos Papoulias keliru," kata wanita juru bicara Merkal.
Alexis Tsipras, pemimpin partai sayap-kiri radikal Syriza, yang berada di posisi kedua dalam pemungutan suara 6 Mei mengenai kampanye guna menentang kebijakan penghematan, menyinggung cataran Jerman pada masa perang di Yunani, masa yang sangat sensitif dan kontroversial.
"Merkel sejak dulu terbiasa ngomong kepada para pemimpin politik Yunani seakan-akan dia berbicara dengan satu negara protektorat," kata Tsipras.
(C003)