Pontianak (Antaranews Kalbar) - Warga Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, dalam sepekan ini heboh mencari atau menangkap ikan "ringau" tiger fish karena laku dijual hingga seharga Rp20 ribu per ekor.
    "Sudah sepekan ini masyarakat Rasau Jaya heboh mencari ikan ringau karena harganya mahal, dan termasuk saya juga ikut turun menangguk ikan ringau dalam menambah penghasilan," kata Junaidi (23) salah seorang warga Desa Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya, saat di hubungi, Selasa.
    Ia menjelaskan, ikan ringau tubuhnya sangat kecil, atau seperti ikan cupang, tetapi ikan ringau bertubuh belang-belang yang banyak dijumpai di sungai-sungai, salah satunya di Rasau Jaya.
    "Sehingga hampir semua kalangan masyarakat, baik tua dan muda, anak-anak, dewasa, laki-laki bahkan perempuan ikut turun ke sungai untuk menangguk ikan ringau, terutama di semak-semak atau rumput sungai (bakung)," ungkapnya.
    Ia menambahkan, saat ini harga jual ikan ringau di tingkat pengepul saja sudah Rp20 ribu per ekor. "Harga di tingkat pengepul saja sebesar itu, apalagi di Kota Pontianak," ujarnya.
    Selama dua hari ini saja, menurut dia, dirinya sudah menangkap 30 ekor ikan ringau atau total sebesar Rp600 ribu.
    "Saya sampai izin tidak masuk kerja, karena hasil dalam dua hari saja bisa sebesar Rp600 ribu untuk mencari penghasilan tambahan," kata Junaidi salah seorang pekerja mebel tersebut.
    Menurut informasi yang dia terima, ikan ringau yang banyak dijumpai di benda yang berlumut dan rumput-rumput di sungai tersebut, untuk diekspor sehingga harganya mahal.
    Hal senada juga diakui oleh Dedek Hermansyah (28). "Saya juga ikut turun mencari ikan ringau yang kini nilai jualnya cukup tinggi," ujarnya.
    Menurut dia, setiap kali kondisi air sungai surut, warga pasti ramai menangguk ikan. Bahkan, saking ramainya, kondisi air jadi keruh, sehingga menjadi kendala untuk mendapat ikan tersebut dalam jumlah yang banyak.  
    Ahmadi Ramsyah salah seorang pengepul mengatakan, dirinya membeli ikan ringau seharga Rp20 ribu per ekor dari setiap warga yang menangguk, kemudian dijualnya kembali seharga Rp25 ribu per ekor kepada agen di Pontianak.
    Pemerhati Lingkungan Kalbar, Andi Fachrizal mengatakan, dari informasi yang didapatnya ikan tersebut digunakan sebagai ikan hias dan diikutkan kontes, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, bahkan di luar negeri harganya bisa mencapai Rp1 juta per ekor.
    "Nilai jualnya tinggi, kemungkinan karena warnanya yang menarik, dan makin sulit ditemukan. Ikan jenis hias dan konsumsi ini dulu habitatnya ada di kawasan Danau Sentarum dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas Hulu, tetapi sekarang sudah susah ditemui," katanya.
    Menurut dia, kemungkinan karena terjadi eksploitasi besar-besaran karena ikan itu punya nilai ekonomi tinggi, sehingga risiko kepunahan sangat tinggi juga.
    "Setiap satwa yang nyaris punah, sudah seharusnya dilindungi, dan saya belum melihat regulasi baru soal jenis satwa dilindungi, tetapi jika memang sudah terancam punah, ikan ini harus dilindungi oleh pemerintah," katanya.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018