Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kalimantan Barat sebagai salah satu bagian dari mega biodiversitas Indonesia dikarunia plasma nutfah tanaman durian yang sangat kaya dan beragam. Tanaman durian tersebut umumnya tumbuh di hutan maupun di kebun/ladang milik petani.

Dalam setahun, umumya terjadi dua kali musim buah durian di Kalimantan Barat yakni sekitar Juni - Juli dan Desember - Januari. Buah durian tersebut memberikan berkah tersendiri bagi pemiliknya sebab banyak peminatnya.

Dari hasil inventarisasi dan eksplorasi yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa tanaman durian terbaik di Kalimantan Barat berada di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Bengkayang.

Namun, keberadaan plasma nutfah tanaman durian yang ada pada saat ini terancam ter-erosi karena adanya kegiatan seperti penebangan pohon durian untuk bahan bangunan, adanya konversi lahan untuk perkebunan sawit, perumahan, infrastruktur dan lain-lain, serta matinya pohon durian akibat tua atau tersambar petir.

Beragam potret persoalan yang dihadapi tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Distan TPH) Kalimantan Barat dan kabupaten kota di daerah itu melakukan perlindungan Sumber Daya Genetik (SDG) secara fisik melalui konservasi secara in-situ dan ex-situ.

Konservasi in-situ merupakan upaya mempertahankan kelestarian durian pada habitat asalnya, sedangkan konservasi ex-situ adalah upaya mempertahankan kelestarian durian di luar habitat asalnya dengan membentuk kebun koleksi.

SDG juga penting didaftarkan di Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian. Sehingga jika durian lokal ini digunakan untuk menghasilkan Varietas Turunan Esensial (VTE) maka pemerintah daerah dapat mengatur imbalan bagi masyarakat pemilik varietas asal yang diperoleh dari varietas turunan esensial yang bahan dasarnya varietas lokal.

"Usaha konservasi SDG lokal khususnya durian sebenarnya sudah dilaukan sejak tahun 1995 dan kini oleh Distan TPH Kalbar dan kabupaten dan kota sebab kita tahu ketersediaan durian di masyarakat juga cukup melimpah karena Indonesia dikaruniai plasma nutfah tanaman durian yang sangat kaya dan beragam," ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Rabu.

Menurutnya setelah dilakukan perlindungan SDG, Distan TPH melaksanakan kegiatan pendaftaran varietas dan kegiatan pelepasan varietas lokal.

Kegiatan pendaftaran varietas dan pelepasan varietas ini diawali dengan kegiatan observasi yaitu kegiatan uji lapang terhadap tanaman untuk mengetahui sifat-sifat unggul dan daya adaptasi varietas terhadap lingkungan pada beberapa agroekologi.

"Dalam kegiatan uji observasi ini Distan bertindak selaku Tim Keunggulan Varietas karena permohonan pengajuan untuk pendaftaran dan pelepasan varietas ini dilaksanakan oleh bupati atau walikota melalui Distan setempat. Sedangkan dinas pertanian provinsi bertindak selaku tim penguji kebenaran varietas," jelas dia.

Beberapa jenis durian lokal Kalbar saat ini sudah ditetapkan menjadi varietas unggul nasional oleh Menteri Pertanian yakni Durian Balening, Durian Jemungko Kuning, Durian Serumbut, Durian Slipi, Durian Tembaga berasal dari Kabupaten Sanggau, Durian Jarum Mas dari Kabupaten Kubu Raya dan Durian Empakan dari Kapuas Hulu.

"Khusus untuk Durian Serumbut telah selesai dalam proses sidang pelepasan varietas pada tanggal 22 November 2018 lalu. Sedangkan untuk durian yang sudah dilepas sendiri sudah sembilan seperti Durian Mansau, Durian Raja Mabah, Durian Sawah Mas, Durin Aspar, Durian Kalapet, Durian Lokad, Durian Manjar, Durian RinBud dan Durian Torong," kata dia.

Selain pelestarian dan pemanfaatan plasma nutfah dalam hal ini berbagai jenis durian lokal yang telah didaftarkan dan dilepas sebagai varietas unggul tetap perlu mendapatkan perhatian terutama dalam pengamanannya. Pengamanan plasma nutfah yang dimaksud adalah untuk menghindari terjadinya pengambilan plasma nutfah oleh negara lain secara bebas.

"Saat ini masih sulit dilakukan tanpa adanya prinsip-prinsip yang perlu dianut dalam kerja sama pemanfaatan plasma nutfah dengan negara lain, yaitu adanya alih teknologi dan adanya pembagian hasil yang saling menguntungkan," kata dia.

Sementara upaya yang dilakukan Distan TPH Kalimantan Barat untuk menjaga keberadaan durian lokal yang telah dilepas menjadi varietas unggul adalah pengelolaan dengan cara in situ dan ex situ. Cara pertama bersifat pasif, karena dapat terlaksana dengan hanya mengamankan tempat tumbuh alamiah sesuatu jenis. Dengan demikian, jenis-jenis tersebut diberi kesempatan berkembang dan bertahan dalam keadaan lingkungan alam dan habitatnya yang asli, tanpa campur tangan manusia. Untuk pengamanan secara insitu, menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah kabupaten atau kota setempat.

Cara kedua dilakukan dengan lebih aktif, yaitu memindahkan sesuatu jenis ke suatu lingkungan atau tempat pemeliharaan baru. Dalam kaitan ini keberadaan berbagai jenis durian dapat dipertahankan dalam bentuk kebun koleksi. Untuk kebun koleksi ini pengelolaannya diserahkan kepada Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat.

"Pada saat ini, kebun koleksi merupakan cara paling efektif untuk menyelamatkan dan mempertahankan keanekaragaman plasma nutfah tanaman. Oleh karena itu, secara proporsional kegiatan dibidang ini lebih menonjol daripada bidang-bidang lainnya," kata dia.

Menurutnya dalam melestarikan plasma nutfah semua pihak mempunyai tanggung jawab besar dalam upaya menjaga kelestarian sumber-sumber plasma nutfah tersebut. Perlindungan dan pengawetan alam merupakan salah satu upaya sistematis yang dilakukan oleh manusia untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian sumber plasma nutfah.

"Harapan kita dengan adanya kebun koleksi plasma nutfah dapat menemukan varietas-varietas baru, bibit-bibit unggul yang diperlukan dalam bidang pertanian dan dapat pula melestarikan tanaman yang sudah mulai langka," harapnya.

Terbaik di Dunia
Beragam cara dilakukan pemerintah daerah melalui Distan TPH untuk mengenalkan durian lokalnya kepada khalayak ramai dan satu di antaranya kontes durian. Kontes dilakukan selain untuk mempromosikan juga untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kontes durian yang berskala provinsi dan sudah menjadi agenda tahunan seperti dilakukan Pemerintah Kabupaten Sanggau. Kabupaten Sanggau yang berbatasan darat langsung dengan Malyasia tersebut memiliki durian yang sudah dikenal luas seperti durian Serumbut dan beberapa jenis lainnya dari Kecamatan Balai Karangan. Rasa dan kualitas duriannya dikatakan seorang eksplorer durian dunia, Karim Aristides terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia.

"Saya sudah keliling Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara hanya untuk mencicipi durian. Dari Aceh hingga Papua sudah saya jelajahi, tetapi durian terbaik memang ada di Kalimantan Barat. Tepatnya durian dari hutan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Ini durian terbaik di dunia. Soal rasa daerah lain kalah," ujar Karim Aristides saat menjadi juri kontes beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Kadistan TPH dan Perikanan Kabupaten Sanggau, Jhon Hendri mengatakan pihaknya yang selalu menggelar kontes bertujuan agar terus mengenalkan durian Sanggau ke mata dunia bahwa daerahnya memilii durian terbaik.

"Kontes ini juga merupakan bagian dari upaya menemukan varietas durian baru yang ada di Sanggau.Terus berkomitmen untuk mengenalkan durian kita agar terus memberikan berkah bagi pemilik dengan harga yang sesuai dengan kualitas," kata dia.

"Banjir" Durian
Sejak akhir November 2018 hingga kini buah - buah durian dari penjuru Kalimantan Barat membanjiri Kota Pontianak. Beragam jenis durian mulai dari bentuk, ukuran, warna dan rasa dapat anda temukan dengan mudah di Kota Khatulistiwa tersebut. Kota Pontianak sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat menjadi pangsa terbesar pasar durian.

Dengan menjadi pusat pasar durian, hal tersebut menjadi daya tarik bagi daerah ini. Anda ketika ke Pontianak bisa menemukan durian seperti di pinggir Jalan Tengku Umar, Kawasan Sungai Jawi, Tanjung Raya, Jalan Imam Bonjol dan beberapa daerah lainnya.

Khusus di Tengku Umar, pengujung bukan hanya mencicipi rasa si raja buah tersebut namun juga bisa menikmati suasana yang begitu ramainya pembeli terutama pada malam hari. Tenda - tenda yang dibuat tidak permanen tersebut memajang durian - durian dengan rapi. Tersedia berbagai jenis dan ukuran. Pembeli juga bisa makan di tempat sambari menikmati suasa kota yang dilalui garis khatulistiwa tersebut.

"Pembeli di sini bukan hanya masyarakat Kalimantan Barat, wisatawan atau orang yang berkunjung ke kota ini juga ramai. Ini berkah bagi kita dan pemilik durian," ujar satu di antara pedagang durian, Adul.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018