Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan sektor pangan di Kalbar pada tahun 2018 lalu, belum mempengaruhi inflasi di provinsi itu.
"Tahun 2018 lalu, Pemprov Kalbar menutup tahun dengan inflasi yang lumayan tapi tidak melebihi target dan hanya 3,85 persen saja.
Alhamdulillah, inflasi sektor pangan paling stabil, dimana tahun 2018, Sektor beras tidak menjadi penyumbang inflasi," kata Sutarmidji di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan sektor beras bulan ini tidak menjadi penyumbang inflasi, namun mantan Wali Kota Pontianak meminta kepada Bulog untuk mengurusi tata niaga beras dengan ketersediaan beras medium di daerah-daerah di Provinsi Kalbar harus cepat dan tanggap.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) agar dapat mengurusi tata niaga beras ini dengan baik."Saya minta tata niaga beras jangan jadi sektor penyumbang inflasi di Kalbar," tuturnya.
Baca juga: Sektor angkutan udara penyumbang tertinggi inflasi di Kalbar 2018
Baca juga: Inflasi Pontianak meningkat dibanding 2017
Dirinya mengharapkan untuk beras medium harus miliki broken 15 persen, jangan sampai brokennya 20 persen. "Broken ini bukan konsumsi manusia tapi konsumsi ternak," ingatnya.
Di samping itu, Gubernur Kalbar juga meminta kepada Bulog Kalbar untuk dapat mengawasi dan mengontrol distributor yang menjadi Mitra Bulog dalam tata niaga beras.Bulog juga harus menjadi pusat informasi dengan ketersedian beras di Kalbar.
"Artinya, pihak swasta yang masukan berasnya, Bulog harus tahu," katanya.
Gubernur Kalbar kembali mengingatkan kepada Bulog Kalbar agar dalam tata niaga beras untuk dapat menerapkan sistem beras bulog 1 harga di Kalbar,jangan 14 harga.
"Kalau BBM bisa terapkan sistem 1 hargaharga, Bulog juga harus terapkan sistem beras bulog 1 harga," pintanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Tahun 2018 lalu, Pemprov Kalbar menutup tahun dengan inflasi yang lumayan tapi tidak melebihi target dan hanya 3,85 persen saja.
Alhamdulillah, inflasi sektor pangan paling stabil, dimana tahun 2018, Sektor beras tidak menjadi penyumbang inflasi," kata Sutarmidji di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan sektor beras bulan ini tidak menjadi penyumbang inflasi, namun mantan Wali Kota Pontianak meminta kepada Bulog untuk mengurusi tata niaga beras dengan ketersediaan beras medium di daerah-daerah di Provinsi Kalbar harus cepat dan tanggap.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) agar dapat mengurusi tata niaga beras ini dengan baik."Saya minta tata niaga beras jangan jadi sektor penyumbang inflasi di Kalbar," tuturnya.
Baca juga: Sektor angkutan udara penyumbang tertinggi inflasi di Kalbar 2018
Baca juga: Inflasi Pontianak meningkat dibanding 2017
Dirinya mengharapkan untuk beras medium harus miliki broken 15 persen, jangan sampai brokennya 20 persen. "Broken ini bukan konsumsi manusia tapi konsumsi ternak," ingatnya.
Di samping itu, Gubernur Kalbar juga meminta kepada Bulog Kalbar untuk dapat mengawasi dan mengontrol distributor yang menjadi Mitra Bulog dalam tata niaga beras.Bulog juga harus menjadi pusat informasi dengan ketersedian beras di Kalbar.
"Artinya, pihak swasta yang masukan berasnya, Bulog harus tahu," katanya.
Gubernur Kalbar kembali mengingatkan kepada Bulog Kalbar agar dalam tata niaga beras untuk dapat menerapkan sistem beras bulog 1 harga di Kalbar,jangan 14 harga.
"Kalau BBM bisa terapkan sistem 1 hargaharga, Bulog juga harus terapkan sistem beras bulog 1 harga," pintanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019