Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat mengatakan akan memperkuat sektor pangan untuk mengantisipasi dampak dari agresi militer Rusia ke Ukraina yang saat ini mulai dirasakan di sejumlah negara.
"Memang saat ini beberapa negara sudah terkena dampak dari agresi militer yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Walau inflasi masih terkendali dan kita masih mampu menghadapi beberapa dampak yang terjadi," kata Sutarmidji di Pontianak, Senin.
Namun, katanya, sesuai arahan dari Mendagri dan Presiden RI, di mana semua daerah di minta untuk bersiap mengantisipasi dampak lebih luas dari agresi itu. Untuk mencegah dampak besar dari agresi militer tersebut, Kalbar, katanya akan memperkuat sektor pangan dan memenuhi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
"Karena kalau pangan dan kebutuhan pokok kita sudah terjaga, kita bisa lebih tangguh dalam menanggapi berbagai tantangan yang ada ke depan," tuturnya.
Sutarmijdi menjelaskan, pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat dan mempunyai peran yang vital bagi kehidupan suatu bangsa.
Untuk itu, pemerintah telah menjadikan ketahanan pangan masuk dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024 dengan memprioritaskan program peningkatan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan.
Kebijakan fiskal yang diambil Pemerintah melalui APBN 2022 dengan tema Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural juga memasukkan ketahanan pangan sebagai agenda prioritas pembangunan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tetap ulet (resilient) di tengah pandemi. Sebagai penopang sektor pangan, pertanian menjadi sektor yang tetap tumbuh positif ketika sektor lain mengalami kontraksi. Bahkan sektor ini juga berkontribusi terhadap ekspor," kata Sutarmidji.*
Pemprov Kalbar perkuat sektor pangan antisipasi dampak agresi militer Rusia
Senin, 25 April 2022 19:03 WIB