Kubu Raya (Antaranews Kalbar) - Kelompok Tani Sido Mulyo, Desa Rasau Jaya III, Kabupaten Kubu Raya, melakukan panen bawang merah yang ditanam di lahan gambut dan dalam panen tersebut juga langsung dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Tanamaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Heronimus Hero.
"Meski ditanam lahan gambut hasil produksi bawang merah yang ditanam Poktan Sido Mulyo ini sudah baik dan tinggal terus memaksimalkan potensi yang ada. Umbi bawang merahnya juga besar - besar," ujar Kadistan TPH Kalbar Heronimus Hero di Kubu Raya, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa dulunya Kalbar dianggap tidak bisa mengembangkan bawang merah, namun terbukti saat ini sudah bisa dan hasilnya tentu juga menguntungkan petani.
"Sebelumnya Kalbar tidak bisa mengembangan bawang merah. Namun saat ini bisa kan asal pola teknologi dan manajemen agroklimat setempat. Sebelumnya juga kita dari pemerintah sudah mengembangkan bawang merah di Kalbar dan hasilnya juga baik," kata dia.
Hero menyebutkan bahwa dari informasi Poktan Sido Mulyo kendala utama dalam budidaya bawang merah di daerah tersebut yakni soal drainase. Drainase yang terganggu karena ada aktivitas perekonomian lainnya seperti perumahan dan perkebunan.
"Produksi di sini terkendala areal Rasau Jaya terkena jalur tersier. Itu berdampak pada drainase. Paska panen juga ada tantangan di sini karena di Kalbar kelembaban udara tinggi," kata dia.
Menurut dia, meski ada tantangan, perlu ada solusi yakni dengan pola tananam dan langkah lainnya terutama penanganan drainase tersebut oleh instansi lainnya.
"Untuk di Kabupaten Kubu Raya tahun ini untuk pengembangan bawang merah seluas 20 hektare. Untuk Gapoktan di Rasau Jaya ini seluas dua hektare. Kita berharap ke depan warga dapat memproduksi lebih maksimal baik dari sisi kuantitas maupun kualitas," harapnya.
Sementara itu anggota Poktan Sido Mulyo yang juga pemilik lahan, Syakur menyebutkan bahwa masa tanam bawang merah yang dibudidaya tersebut hingga panen selama 55 hari. Budidaya yang dilakukan dengan cara tumpang sari yakni bawang merah dan cabai keriting.
"Untuk tahap awal ini lahan yang kami tanam bawang merah dan cabai keriting di bawah satu hektare. Hasil panen bawang merah saat ini sudah baik. Untuk kendala soal drainase saja karena ada waktu kekeringan dan saat hujan terendam air. Kita tahun tanaman hortikultura tidak boleh lama kena air," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Meski ditanam lahan gambut hasil produksi bawang merah yang ditanam Poktan Sido Mulyo ini sudah baik dan tinggal terus memaksimalkan potensi yang ada. Umbi bawang merahnya juga besar - besar," ujar Kadistan TPH Kalbar Heronimus Hero di Kubu Raya, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa dulunya Kalbar dianggap tidak bisa mengembangkan bawang merah, namun terbukti saat ini sudah bisa dan hasilnya tentu juga menguntungkan petani.
"Sebelumnya Kalbar tidak bisa mengembangan bawang merah. Namun saat ini bisa kan asal pola teknologi dan manajemen agroklimat setempat. Sebelumnya juga kita dari pemerintah sudah mengembangkan bawang merah di Kalbar dan hasilnya juga baik," kata dia.
Hero menyebutkan bahwa dari informasi Poktan Sido Mulyo kendala utama dalam budidaya bawang merah di daerah tersebut yakni soal drainase. Drainase yang terganggu karena ada aktivitas perekonomian lainnya seperti perumahan dan perkebunan.
"Produksi di sini terkendala areal Rasau Jaya terkena jalur tersier. Itu berdampak pada drainase. Paska panen juga ada tantangan di sini karena di Kalbar kelembaban udara tinggi," kata dia.
Menurut dia, meski ada tantangan, perlu ada solusi yakni dengan pola tananam dan langkah lainnya terutama penanganan drainase tersebut oleh instansi lainnya.
"Untuk di Kabupaten Kubu Raya tahun ini untuk pengembangan bawang merah seluas 20 hektare. Untuk Gapoktan di Rasau Jaya ini seluas dua hektare. Kita berharap ke depan warga dapat memproduksi lebih maksimal baik dari sisi kuantitas maupun kualitas," harapnya.
Sementara itu anggota Poktan Sido Mulyo yang juga pemilik lahan, Syakur menyebutkan bahwa masa tanam bawang merah yang dibudidaya tersebut hingga panen selama 55 hari. Budidaya yang dilakukan dengan cara tumpang sari yakni bawang merah dan cabai keriting.
"Untuk tahap awal ini lahan yang kami tanam bawang merah dan cabai keriting di bawah satu hektare. Hasil panen bawang merah saat ini sudah baik. Untuk kendala soal drainase saja karena ada waktu kekeringan dan saat hujan terendam air. Kita tahun tanaman hortikultura tidak boleh lama kena air," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019