Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya mengatakan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan maskapai penerbangan telah berdampak kepada penurunan penjualan oleh - oleh dan lainnya yang dihasilkan UMKM.
"Kebijakan bagasi pesawat berbayar menghasilkan dampak yang merugikan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal ini terindikasi dari menurunnya omzet penjualan oleh - oleh di Pontianak yang kini hanya tinggal berkisar 30 persen saja," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut terlihat dari pekerja bagian kemasan produk oleh - oleh yang biasanya berjumlah puluhan orang dan bekerja dengan kapasitas penuh kini lebih banyak duduk menunggu pesanan pengemasan.
"Penjual oleh - oleh yang di Kota Pontianak di seputar PSP, depan Kaisar dan sepanjang Jalan Gajahmada Pontianak, mengaku bisnis menjadi berangsur lesu sejak diterapkannya bagasi pesawat berbayar," kata dia.
Menurut dia, kondisi ini berdampak juga pada pelaku UMKM yang mengandalkan toko penjual oleh-oleh sebagai outlet utamanya. Penurunan permintaan hasil produksi UMKM mengakibatkan berkurangnya penyerapan bahan baku yang biasanya dipakai misalnya produk pertanian dan nelayan.
"Tentunya hal ini membawa dampak serius pada kesejahteraan masyarakat Kalbar secara umum. Sebab penurunan penghasilan suatu kelompok akan menurunkan juga daya beli pada sektor lain. Sehingga seluruh jaringan dan sistem ekonomi bisa terpengaruh," jelas dia.
Penolakan untuk diberi oleh - oleh juga dilakukan oleh orang - orang yang biasanya dibelikan oleh koleganya. Sebab pemberian oleh - oleh pada akhirnya menghadirkan kewajiban membayar bagasi di pesawat.
Ia berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan hal - hal yang berdampak negatif bagi masyarakat dengan regulasi yang tepat guna.
"Seharusnya maskapai penerbangan juga berfungsi sebagai faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan memberikan beberapa kemudahan melalui kebijakan perusahaan penerbangan," jelasnya.
Misalnya, maskapai berfungsi sebagai kargo cepat untuk komoditas yang dihasilkan di Kalbar. Sehingga bisa dipasarkan ke daerah lain dalam keadaan yang segar dan bermutu baik.
"Contoh durian Medan bisa terkenal di Jakarta karena dukungan maskapai penerbangan juga. Kembali, saya berharap kebijakan bagasi berbayar ini ditinjau kembali," kata dia.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019