Deputi Bidang Edukasi, Sosial, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG), Myrna A Safitri mengatakan, BRG dan Pemprov Kalbar terus melakukan upaya aktif restorasi ekosistem gambut melalui kegiatan pembasahan kembali pada lahan gambut seluas 42.755 hektare di Kalbar.

"Pembahasan ekosistem gambut upaya awal mencegah kebakaran, namun tetap harus waspada karena masih berpotensi terjadi," kata Myrna A Sfitri di Pontianak, Rabu.

Karena, menurut dia, kerusakan gambut yang sangat parah memerlukan waktu panjang untuk pemulihan karena gambut  belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula.

"Luas kebakaran lahan gambut di area target restorasi gambut BRG berkurang dari sebelumnya 26.664 hektare tahun 2015, turun menjadi 2.599 hektare tahun 2019," kata Deputi Bidang Perencanaan dan Kerjasama BRG, Budi Wardhana.

Menurut dia, PIPG (Pembangunan Infrastruktur Pembahasan Gambut) yang dibangun oleh BRG dan mitra berhasil menurunkan titik panas secara signifikan. Di Kalbar BRG, pemda dan mitra LSM telah membangun PIPG sejak tahun 2016 hingga 2018 telah membangun sebanyak 326 unit sumur bor, dan 419 unit sekat kanal.

Selain itu, juga dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Peduli Gambut (DPG) sejak 2017 - 2018, oleh BRG bersama mitra pada 31 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Kayong Utara dan Sambas, katanya.

Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah Provinsi Kalbar, Adi Yani mengatakan, upaya restorasi lahan gambut di Kalbar dengan melibatkan masyarakat hingga di tingkat desa.

"Salah satu bentuknya, yakni pengembangan kapasitas dan ekonomi masyarakat desa dengan 19 paket revitalisasi ekonomi berupa peternakan dan perikanan yang telah didistribusikan di Kalbar," ujarnya.

Menurut dia, untuk memantau kinerja intervensi PIPG yang telah dibangun, BRG bersama mitra mengembangkan teknologi pemantauan tinggi muka air (TMA) di lahan gambut secara realtime melalui sistem pemantauan air lahan gambut (Sipalaga).

"Hingga Desember 2018, telah terpasang 12 unit alat pemantau TMA di Kalbar, alat tersebut akan merekam parameter tinggi muka air, kelembaban tanah dan curah hujan per 10 menit datanya dikirim ke server," ujarnya.

Dia berharap tahun 2019 seluruh elemen masyarakat dan pelaku usaha berkomitmen untuk terus menjaga ekosistem gambut di Kalbar, sehingga bencana kebakaran lahan gambut di Kalbar yang menimbulkan bencana kabut asap tidak perlu terulang.

"Terkait restorasi gambut di lahan konsesi, BRG sesuai tugasnya melakukan asistensi teknis kepada perusahaan sawit agar dapat menjalankan restorasi hidrologi sesuai peraturan," kata Adriani.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019